Untuk mengatasinya, kita bisa menggunakan bronkodilator, steroid inhalasi, terapi oksigen, dan menjauhi gaya hidup merokok.
Baca juga: Pneumotoraks: Gejala dan Penyebab
GERD terjadi ketika asam lambung mengiritasi kerongkongan. Penyakit ini adalah penyebab paling umum kedua dari batuk kronis.
Batuk karena GERD biasanya tidak disertai dengan pengeluaran lendir atau batuk kering dan sering terjadi ketika kita berbaring.
Untuk mengatasinya, kita bisa mengonsumsi berbagai obat untuk mengurangi produksi asam.
Post nasal drip merupakan akumulasi lendir di bagian belakang tenggorokan sehingga menyebabkan batuk.
Kondisi ini biasanya terjadi karena alergi, pilek atau infeksi sinus. Batuk karena post nasal drip bisa berupa batuk kering atau basah, dan semakin memburuk di malam hari.
Untuk mengatasinya, kita bisa menggunakan antihistamin menggunakan uang air garam.
Jika batuk berlangsung lebih dari seminggu, kita harus berkonsultasi dengan dokter.
Asma menyebabkan peradangan saluran napas, pembengkakan dan peningkatan produksi lendir yang membuat pernapasan menjadi lebih sulit.
Batuk karena asma bisa berupa batuk kering atau berlendir, dan seringkali memburuk karena udara dingin atau saat berolahraga.
Untuk mengatasinya, kita bisa menggunakan bronkodilator inhalasi (seperti albuterol) atau kortikosteroid (seperti flutikason).
Batuk juga bisa terjadi karena efek obat-obatan tertentu. Batuk jenis ini biasanya terjadi ketika kita mengonsumsi obat baru.
Biasanya, batuk karena efek obat tidak mengeluarkan lendir. Untuk mengatasinya, konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan obat alternatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.