KOMPAS.com - Selama menjalani puasa ramadhan, kita tidak diperbolehkan makan dari terbit hingga terbenamnya matahari.
Padahal, tubuh memerlukan makanan untuk mengolahnya menjadi energi. Faktanya, berpuasa justru mendatangkan berbagai manfaat kesehatan.
Banyak riset membuktikan puasa dapat meningkatkan harapan hidup dan kekebalan tubuh.
Riset 2008 yang dilakukan ilmuwan dari Utah membuktikan, puasa secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Riset tersebut juga membuktikan bahwa puasa dapat memicu perubahan metabolisme dan menurunkan kadar kolesterol jahat.
Baca juga: Cara Jaga Daya Tahan Tubuh saat Puasa di Tengah Pandemi Corona
Pada akhirnya, manfaat tersebut dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 58 persen.
Ahli gizi Adam Brown juga mengatakan, puasa membantu kita untuk menurunkan berat badan.
"Saat berpuasa, tubuh menggunakan cadangan glukosa sebagai energi. Inilah yang membantu menurunkan bedat badan," ucap dia.
Tak hanya mendatangkan manfaat untuk kesehatan fisik, puasa juga bermanfaat bagi kesehatan mental kita.
Selama ramadhan, biasanya orang-orang memiliki berbagai acara sosial, seperti berbuka bersama.
Aspek inilah yang membuat puasa bisa mendatangkan manfaat bagi kesehatan mental.
"Puasa di bulan ramadhan biasanya meningkatkan ikatan dalam keluarga dan keompl sosial. Ini sangat membantu bagi penderita depresi agar tidak merasa sendirian," ucap psikolog Susan Jones.
Psikolog dari University of Central Florida, Dr. Widaad Zaman, juga memaparkan berbagai manfaat puasa untuk kesehatan mental. Berikut manfaat tersebut:
Riset membuktikan, puasa dapat meningkatkan rasa pencapaian, kebanggaan, kontrol diri, harga diri dengan rasa prestasi.
Hal tersebut terjadi karena puasa dapat meningkatkan produksi hormon-hormon tertentu yang mendorong rasa bahagia.
Selain itu, berhasil menjalankan puasa memunculkan rasa euforia seperti berhasil menyelesaikan tugas sulit. Inilah yang turut memicu hormon bahagia pada otak kita.
Puasa dapat meningkatkan produksi enzim-ensim pada otak yang meniru efek obat anti-depresi.
Alhasil, hal ini dapat menurunkan tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Bahkan, puasa juga bisa memperbaiki kondisi gangguan kecemasan sehingga banyak dokter menyarankan puasa sebagai alat untuk mengobati depresi dan gangguan suasana hati.
Baca juga: Tips Aman Berpuasa Bagi Ibu Hamil
Tubuh mengubah makanan menjadi glukosa. Namun, makan berlebihan bisa meningkatkan perasaan lesu dan mengantuk.
Sebaliknya, puasa dapat membantu kadar glukosa dalam tubuh sehingga mengurangi kelesuan dan meningkatkan kewaspadaan.
Puasa dapat meremajakan sel-sel hippocampus, yang merupakan pusat memori pada otak.
Itu sebabnya, puasa bisa menjadi alternatif untuk menignkatkan daya ingat dan fungsi kognitif otak kita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.