KOMPAS.com – Melakukan olahraga diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga seseorang menjadi tidak mudah terserang penyakit.
Tapi, aktivitas fisik tersebut harus dilakukan dengan tepat jika ingin meraih hasil yang optimal.
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr. Michael Triangto, Sp.KO, berpendapat selama terjadi pandemi Covid-19, sangat penting bagi siapa saja untuk tetap aktif sebagai upaya menjaga kesehatan tubuh.
Menurut dia, olahraga telah terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas.
“Saat pendemi Covid 19 sekarang ini, kita penting untuk menggunakan waktu luang di rumah untuk menjaga kesehatan. Salah satunya dengan tetap olahraga,” kata dr. Michael saat diwawancara Kompas.com, Sabtu (2/5/2020).
Baca juga: 3 Gerakan Olahraga Sederhana di Rumah Bermodal Kursi
dr. Michael memberikan tips olahraga yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh tersebut, yakni tidak dilakukan secara berlebih dengan intensitas tinggi atau overtraining.
Bahkan, menurut dia, olahraga dengan intensitas tinggi malah bisa menurunkan imunitas sehingga seseorang lebih rentan terserang penyakit.
Maka dari itu, Dokter anggota Perhimpunan Dokter Speislais Kedokteran Olahraga (PDSKO) itu pun menganjurkan, olahraga sebaiknya dilakukan dengan intensitas sedang.
Olahraga kategori ini dapat ditandai dengan kondisi seseorang yang masih bisa berbicara meski terengah-engah saat melakukan aktivitas fisik.
Sementara, olahraga intensitas tinggi dapat membuat seseorang sulit atau tak bisa bicara saat melakukan aktivitas fisik.
"Penilaian olahraga ini juga bisa dilakukan dengan melihat kondisi tubuh masing-masing setelah melakukan latihan fisik," jelas Dokter pemilik Slim + Health Sports Therapy di Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu.
Baca juga: Hindari Olahraga Berlebihan karena Justru Bisa Turunkan Imunitas
Jika tubuh merasa bugar, kata dia, intensitas olahraga yang dilakukan tersebut artinya sudah baik.
Sedangkan apabila tubuh malah merasa sakit, olahraga yang baru dijalani sudah terlalu berat atau tinggi dan harus dikurangi intensitasnya.
dr. Michael menjelaskan, penilaian olahraga juga bisa dilakukan secara objektif dengan menghitung denyut jantung atau heart rate saat berolahraga.
Rumus menghitungnya, yaitu 220 dikurangi usia dalam tahun, kemudian hasilnya dikalikan 80 persen.
Sebagai gambaran, seseorang yang masih berusia 20 tahun tidak dianjurkan untuk melakukan olahraga berat yang bisa memicu denyut nadi melebihi 160 kali per menit sebagai hasil dari penghitungan rumus tersebut.
dr. Michael memberikan beberapa contoh olahraga yang baik untuk kesehatan dan masih sangat mungkin bisa dilakukan di rumah.
Berikut jenis olahraga dan manfaatnya:
1. Latihan aerobik untuk meningkatkan kesehatan
2. Latihan anaerobik meningkatka kebugaran