KOMPAS.com - Mengupil menjadi kebiasaan banyak orang ketika merasa bosan, menghadapi situasi yang menegangkan, atau adanya penumpukan kotoran pada hidung.
Pada beberapa kasus, mengupil bisa menjadi perilaku kompulsif dan berulang saat sedang merasa stres atau cemas. Kondisi ini disebut dengan rhinotillexmania.
Namun, tahukah Anda kebiasaan ini ternyata berefek negatif pada kesehatan?
Melansir Healthline, kebiasaan mengupil memang tidak akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Baca juga: Pahami Risiko Terlalu Sering Pakai Headphone dan Cara Mencegahnya
Namun, bagi orang yang sistem imunitasnya lemah kebiasaan ini akan menyebabkan komplikasi berikut:
Kuku bisa menyebabkan luka kecil pada jaringan hidung, Sekain itu, bakteri yang menempel pada tangan juga bisa masuk ke dalam hidup dan menyebabkan infeksi.
Riset 2006 membuktikan, orang yang sering mengupil tinggi risikonya untuk terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan infeksi serius.
Lendir pada hidung bertugas untuk menangkan debu, bakteri, dan virus penyebab penyakit.
Saat kita mengupil, semua kotoran tersebut bisa berpondah ke tangan dan meningkatkan risiko kontaminasi silang pada orang lain.
Sering mengupil dapat merusak rongga hidung. Riset membuktikan, sering mengupil bisa menyebabkan peradangan dan pembengkakan jaringan hidung.
Mengupil bisa merusak atau menghancurkan pembuluh darah yang halus. Pada akhirnya, hal ini bisa menyebabkan pendarahan.
Orang yang sering mengupil juga berisiko mengalami peradaan pada bagian rongga hidung.
Biasanya, hal ini disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus. Kondisi ini dapat menyebabkan luka.
Selain itu, mengupil bisa mencabut bulu hidung dari folikel yang menyebabnya tumbuhnya jerawat atau bisul kecil.
Baca juga: Bagaimana Cara Menjaga Suasana Hati Saat Berpuasa?
Septum adalah bagian tulang yang membelah lubang hidung kiri dan kanan. Kebiasaan mengupil bisa merusak septum dan menyebabkan luka pada area tersebut.