KOMPAS.com – Kanker hati adalah tumor atau benjolan pada organ hati yang bersifat ganas.
Penyakit ini perlu mendapatkan perhatian serius karena pengobatannya yang sangat sulit.
Semakin dini atau awal adanya kanker hati ditemukan, maka akan memberikan angka keberhasilan kesembuhan yang kian tinggi pula.
Kanker hati tercatat merupakan jenis kanker dengan insidensi ke-6 paling banyak di seluruh dunia.
Baca juga: Dokter Sebut Ubah Warna Kulit Jadi Putih Bisa Picu Kanker Kulit
Kanker hati menyumbang kurang lebih 5,7 persen kasus baru untuk semua kasus kanker.
Sedangkan setiap tahunnya, sekitar 1 persen kematian di seluruh dunia berhubungan dengan kanker hati.
Tingkat insidensi paling tinggi (lebih dari 20 20 per 100.000 kasus) tercatat berada di Asia Timur, seperti Korea Utara, Korea Selatan, Cina dan Vietnam serta Afrika sub-Sahara yang menyumbang 82 persen dari seluruh kasus.
Kondisi itu terjadi karena sudah adanya angka tinggi terkait penderita infeksi virus pada hati, yaitu hepatitis B dan hepatitis C di sana yang akan berlanjut menjadi penyakit hati kronis, sirosis hati, dan timbul kanker hati.
Melansir Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna (Disgestif) (2017) oleh Dr. dr. Adeodatus Yuda Handaya, SpB-KBD, kanker hati sering memberikan tanda dan gejala awal yang samar atau tidak jelas.
Munculnya tanda dan gejala kanker hati biasanya sudah dalam stadium lanjut.
Tanda dan gejala yang sering muncul, di antaranya:
Kanker hati terjadi ketika sel-sel di organ hati bermutasi atau tumbuh tidak terkendali hingga membentuk tumor.
Baca juga: Sudahi Perdebatan, Ini Waktu Berjemur yang Tepat Hasil Kajian Perdoski
Belum bisa diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sel tersebut bermutasi.
Namun, ada sejumlah kondisi yang dapat melatarbelakangi munculnya kanker hati.
Berikut faktor risiko yang perlu diwaspadai: