Radikal bebas bisa memicu stres oksidatif yang meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker tertentu, dan penurunan mental. Beras hitam juga kaya akan antosianin yang bersifat antikanker.
Baca juga: Nasi, Ketupat, atau Lontong, Mana yang Lebih Sehat?
Beras merah juga mengandung protein dan serat yang lebih tinggi daripada nasi putih.
Riset juga membuktikan, beras merah memiliki potensi lebih besar untuk melawan radikal bebas dan mengandung konsentrasi antioksidan flavonoid yang lebih tinggi daripada beras cokelat.
Flavonoid dalam beras merah membantu mengurangi peradangan di tubuh, menjaga kadar radikal bebas, dan mengurangi risiko kondisi kronis, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi biji-bijian utuh di atas biji-bijian olahan meningkatkan kesehatan.
Mengonsumsi biji-bijian utuh juga membantu mengurangi risiko penyakit jantung, obesitas, dan kanker tertentu.
Itu sebabnya, sebaiknya kita lebih memilih mengonsumsi beras merah, hitam, atau cokelat dibandingkan beras putih.
Antioksidan di dalam beras putih juga lebih rendah daripada antioksidan di daam beras merah, coklat, dan hitam.
Mengonsumsi beras putih tetap memiliki manfaat kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Beras putih juga lebih mudah dicerna sehingga baik untuk orang yang memiliki masalah pencernaan.
Namun, beras putih memiliki indeks glikemik yang tinggi sehingga bisa meningkatkan risiko diabetes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.