Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2020, 05:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Stroke adalah penyakit yang patut diwaspadai.

Bagaimana tida, stroke tercatat menjadi peyakit penyebab kematian terbanyak setelah penyakit jantung dan kanker.

Stroke juga merupakan salah satu faktor utama penyebab kecacatan serius.

Meski demikian, stroke ini dapat dicegah dengan mengetahui dan menghindari faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko serangan otak tersebut.

Baca juga: Kenali Pusing yang Bisa Jadi Gejala Stroke

Menjadi kewaspadaan, stroke sering terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga, sehingga penting sekali bagi siapa saja untuk mengenali gejala serangan agar dapat segera mencari pertolongan medis.

Tindakan terapi yang cepat dan tepat bisa menyelamatkan hidup dan menghindari kecacatan serius pascastroke.

Cara mencegah stroke

Melansir Buku Stroke: Cegah dan Obati Sendiri (2016) oleh dr. Wening Sari, M.Kes, dkk., mengingat stroke menyerang secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kecatatan hingga kematian, maka pencegahan adalah cara utama untuk menghindari penyakit berbahaya ini.

Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari dan mengendalikan faktor risiko stroke.

Berikut ini cara mencegah stroke yang disarankan:

1. Ketahui faktor risiko stroke

Jika berkonsultasi dengan dokter, dokter biasanya akan mendeteksi dan memberi tahu jenis faktor risiko terjadinya stroke yang ditemukan, serta akan menyarankan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk menghilangkan atau mengendalikan faktor risiko tersebut.

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?

Secara umum, berikut ini beberapa faktor risiko stroke yang dapat dikontrol:

  • Pernah terserang stroke
  • Hipertensi
  • Penyakit jantung
  • Diabetes mellitus
  • Kolesterol tinggi
  • Merokok
  • Penerapan gaya hidup tidak sehat

Sementara, berikut ini faktor risiko yang tidak dapat dikontrol untuk diketahui:

  • Usia
  • Jenis kelamin
  • Rasa
  • Genetik atau keturunan

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Anak-anak dan Remaja?

2. Cek tekanan darah rutin

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyebab utama terjadinya stroke, apa pun jenisnya.

Semakin tinggi tekanan darah, maka kian besar pula risiko seseorang terkena serangan stroke.

Oleh sebab itu, setiap orang hendaknya bisa mengecek secara teratur berapa tekanan darah.

Apabila tekanan darah selalu di atas 140/90 mmHg, Anda dianjurkan untuk mendatangi dokter dan berkonsultasi mengenai perlunya melakukan terapi obat antihipertensi atau cukup hanya mengatur pola makan dan olahraga.

Apabila dokter mendiagnosis hipertensi dan memberikan terapi antihipertensi, maka minumlah obat dan lakukan kontrol dokter secara teratur.

Pemberian antihipertensi yang teratur dapat menurunkan angka kejadian stroke 35-44 persen.

3. Cek apakah ada penyakit jantung

Penyakit jantung dapat diketahui berdasarkan keluhan dan pemeriksaan medis.

Jika mengalami beberapa gejala berikut, Anda disarankan untuk segera mendatangi dokter:

  • Dada terasa berdebar-debar
  • Irama jantung tak beraturan
  • Mudah lelah setelah beraktivitas
  • Nyeri pada dada bagian kiri yang dapat menjalar ke bahu atau punggung kiri

Baca juga: 10 Manfaat Biji Selasih, Baik untuk Tulang hingga Cegah Sakit Jantung

Dokter biasanya akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk menentukan jenis kelainan jantung yang mungkin Anda alami.

Dokter juga akan menetapkan tindakan danterapi yang akan diberikan.

4. Kendalikan diabetes

ilustrasi diabetessimpson33 ilustrasi diabetes

Diabetes dapat dikendalikan dengan diet rendah karbohidrat terutama dengan kadar gula tinggi, olahraga, serta konsumsi antidiabetik jika diperlukan.

Seseorang dengan diabetes hendaknya memeriksa gula darah secara rutin dan menghindari diet yang dapat meningkatkan kadar gula darah hingga memicu terjadinya
stroke.

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

5. Turunkan kolesterol

Kadar kolesterol dapat diturunkan dengan mengatur pola makan.

Perbanyak diet rendah lemak dan banyak mengonsumsi sayur serta buah untuk menjaga kadar kolesterol dalam tubuh tetap stabil.

Olahraha juga dianjurkan terus dilakukan untuk membantu mengurangi kadar kolesterol tersebut.

Apabila diperlukan, dokter mungkin saja bisa memberikan obat penurun kolesterol.

6. Berhenti merokok

Memang perlu motiviasi yang kuat untuk berhenti merokok.

Ketergantungan pada rokok saat ini dapat diatasi dengan obat-obatan yang sifatnya sebagai terapi pengganti atau menghilagkan ketergantungan.

Berhenti merokok jelas penting karena bisa memicu sejumlah penyakit termasuk stroke fatal.

Baca juga: 4 Alasan Mengapa Merokok Bisa Tingkatkan Risiko Infeksi Covid-19

7. Penerapan pola makan sehat

Hindari makanan yang mengandung lemak tinggi, terlebih lagi lemak jenuh, serta kurangi asupan garam.

Sebagai gantinya, perbanyak makan makanan yang mengandung banyak serat, seperti buah-buahan dan sayuran serta makanan rendah garam yang terbukti dapat mencegah stroke.

8. Hindari stres dan rajin berolahraga

Selalu berpikir positif adalah salah satu cara menghindari stres di tengah kehidupan yang semakin keras.

Apabila terus dibiarkan, stres atau pikiran berat terbukti bisa memicu terjadinya serangan otak atau stroke.

Selain berpikir positif, berolahraga juga bisa bermanfaat untuk mencegah stres hingga stroke.

Unsur relaksasi yang ada pada olahraga diketahui dapat membantu menghilangkan stres. Olahraga juga membuat tubuh menjadi bugar.

Baca juga: Waspada, Perokok Pasif Juga Rentan Terinfeksi Covid-19

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com