Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2020, 06:06 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Tubuh membutuhkan vitamin C untuk menghasilkan kolagen. Keduanya disediakan oleh brokoli.

Vitamin K yang berperan untuk mencegah dan mengatasi osteoporosis juga disediakan oleh brokoli.

Orang yang kekurangan vitamin K dapat mengalami kendala dalam pembentukan tulang, seperti masalah tulang keropos dll.

Baca juga: 6 Manfaat Kesehatan Buah Ciplukan, Tanaman Sawah yang Rambah Supermarket

3. Meningkatkan daya tahan tubuh

Vitamin C adalah antioksidan yang dapat menunjang sistem daya tahan tubuh.

Antioksidan ini juga dapat mencegah kanker, penyakit kardiovaskular, katarak, dan anemia.

Vitamin C juga dapat membantu mengurangi gejala pilek dan mempersingkat waktu sakit pilek.

Baca juga: Hati-hati, Konsumsi Garam Berlebihan Lemahkan Daya Tahan Tubuh

4. Menyehatkan kulit

Vitamin C membantu tubuh memproduksi kolagen, yang merupakan sistem pendukung utama untuk sel, organ tubuh, termasuk kulit.

Sebagai antioksidan, vitamin C juga dapat membantu mencegah kerusakan kulit, termasuk keriput akibat penuaan.

Penelitian menunjukkan, vitamin C dapat berperan dalam mencegah atau mengobati kondisi kulit seperti herpes zoster dan kanker kulit.

5. Melancarkan pencernaan

Kandungan serat dalam brokoli dapat menjaga BAB tetap teratur, mencegah sembelit, mempertahankan pencernaan yang sehat, dan menurunkan risiko kanker usus besar.

Pada 2015, studi menemukan bahwa orang yang rajin mengonsumsi serat lebih kecil kemungkinannya terkena kanker kolorektal dibandingkan mereka yang mengonsumsi sedikit serat.

Secangkir brokoli bisa menyumbang tujuh persen kebutuhan serat per hari.

Baca juga: 5 Manfaat Makan Buah Kurma bagi Kesehatan

6. Mengurangi peradangan

Mengukur porsi makananbisa menggunakan tangan kitaFogStock/Vico Images/Tamara Lischka Mengukur porsi makananbisa menggunakan tangan kita
Ketika sistem kekebalan sedang diserang, tubuh bisa mengalami peradangan.

Peradangan dapat menjadi tanda infeksi, tetapi juga dapat disebabkan kondisi autoimun kronis seperti radang sendi dan diabetes tipe 1.

Penderita sindrom metabolik juga berpotensi mengalami peradangan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau