Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Sakit Perut Saat Haid dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 17/06/2020, 18:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Sakit perut merupakan hal yang biasa dialami kaum wanita saat haid.

Sakit perut ini sering juga disebut sebagai nyeri haid atau kram perut.

Selain sakit perut, nyeri haid juga bisa berupa keluhan lain, seperti pegal pada mulut vagina, nyeri pinggang, dan pegal-pegal di paha.

Pada beberapa orang, nyeri haid bahkan dapat disertai sakit kepala, diare, mual, dan muntah.

Baca juga: 9 Macam Gangguan Pencernaan dan Cara Mengobatinya

Penyebab sakit perut saat haid

Melansir Buku Panduan Lengkap Kesehatan Wanita (2012) oleh dr. Wening Sari, M.Kes., sakit perut saat haid terjadi karena kejang otot rahim.

Kontraksi otot rahim ini dipicu oleh peningkatan hormon prostaglandin yang terjadi tepat sebelum menstruasi dimulai.

Rasa nyeri di perut ini bervariasi antara satu wanita dengan wanita lainnya.

Nyeri ini pada umumnya tidak membahayakan, tetapi memang dapat mengganggu dan mengurangi produktivitas wanita dalam bekerja, sekolah, atau olahraga.

Nyeri haid disebabkan adanya gangguan pada organ reproduksi atau faktor hormonal dan bukan semata karena faktor psikologis.

Beda nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder

1. Nyeri haid primer

Nyeri haid tanpa kelainan pada organ reproduksi termasuk dalam nyeri haid primer.

Nyeri haid ini biasanya terjadi setela 6-12 bulan menstruasi yang pertama, saat siklus haid sudah teratur.

Baca juga: 4 Macam Gangguan Haid yang Tak Boleh Disepelekan

Nyeri haid primer dapat muncul beberapa jam sebelum menstruasi hingga hari ke-2 menstruasi.

Pada sebagian wanita, nyeri haid berkurang setelah melahirkan.

Berikut ini ciri-ciri nyeri haid primer:

  • Nyeri berupa kram dan tegang pada perut bagian bawah
  • Pegal pada mulut vagina
  • Nyeri pinggang
  • Pegal-pegal pada paha
  • Pada beberapa orang, dapat disertai nyeri kepala, diare, mual dan bahkan muntah

Baca juga: 6 Cara Agar Hamil Anak Laki-laki

2. Nyeri haid sekunder

Selain nyeri haid primer, ada pula nyeri haid sekunder.

  • Penyebab nyeri haid sekunder diketahui bisa karena beberapa hal, seperti:
  • Ada masalah di organ reproduksi wanita, seperti endometriiosis
  • Tumor pada rahim
  • Adanya peradangan kronik pada panggul bagian bawah

Pemakaian alat kontrasepsi IUD juga dapat menimbulkan nyeri haid pada sebagian orang. Nyeri haid sekunder lebih sering muncul pada usia 20-30 tahun.

Berikut ini ciri-ciri nyeri haid sekunder:

  • Darah keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak beraturan
  • Nyeri saat berhubungan seks
  • Nyeri perut bawah yang muncul di luar waktu haid
  • Nyeri tekan pada panggul
  • Ditemukan adanya cairan yang keluar dari vagina
  • Teraba adanya benjolan pada rahim atau di rongga panggul

Cara mengatasi nyeri haid

Pangobatan untuk nyeri haid primer dapat diberikan obat pereda nyeri yang banyak dijual bebas.

Melansir Buku Resep Hidup Sehat (2010) oleh Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., parasetamol dan ibuprofen merupakan pilihan obat yang cukup aman untuk mengatasi nyeri haid.

Baca juga: 6 Cara Agar Hamil Anak Perempuan

Dua obat tersebut juga cukup aman untuk mengatasi sakit kepala, sakit payudara, dan lain-lain yang mungkin terjadi saat haid atau premenstrual syndrome (PMS).

Apabila penggunaan obat-obatan tersebut, nyeri haid ternyata tidak berkurang, para wanita alangkah baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat pereda nyeri yang lebih kuat atau solusi lainnya.

Nyeri haid juga diyakini akan berkurang, jika wanita melakukan beberapa tindakan berikut:

  • Mengompres perut bagian bawah dengan air hangat
  • Pemberian suplemen vitamin B dan E
  • Konsumsi minyak ikan
  • Memijat bagian bawah punggung dan perut
  • Istirahat cukup
  • Hindari kafein dan alkohol
  • Hindari makanan yang banyak mengandung garam
  • Olahraga teratur

Baca juga: Mitos atau Fakta, Wanita Gemuk Susah Hamil?

Sementara itu, untuk nyeri haid sekunder, pereda nyeri kurang efektif dilakukan karena yang paling tepat adalah mengatasi kelainan yang mendasasinya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com