Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Tetanus saat Berkebun, Begini Cara Mencegahnya...

Kompas.com - 20/06/2020, 08:08 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Berkebun adalah salah satu kegiatan yang baik untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

Melansir Psychology Today, manfaat berkebun bisa jadi ladang belajar legawa, mengurangi kebiasaan perfeksionis, dan menjaga pikiran tetap positif.

Selain itu, berkebun juga bisa menjadi aktivitas membakar kalori sederhana serta mendorong seseorang doyan makan sayur-sayuran.

Kendati punya dampak positif bagi kesehatan, berkebun juga rentan menjadi pintu infeksi tetanus.

Baca juga: 7 Manfaat Berkebun di Rumah untuk Kesehatan

Apa itu tetanus?

Melansir Cleveland Clinic, tetanus adalah penyakit saraf yang disebabkan infeksi bakteri Clostridium tetani.

Bakteri tetanus bisa masuk ke dalam tubuh lewat luka atau goresan kecil di tubuh.

Selama ini, banyak orang mengira penyakit tetanus hanya disebabkan karena menginjak paku yang berkarat.

Padahal, bakteri tetanus juga ada di tanah, debu, kotoran hewan, atau gigitan binatang.

Sejumlah kasus tetanus juga disebabkan infeksi bakteri yang masuk dari luka kecil di tubuh saat berkebun.

Baca juga: Seni Bikin Panjang Umur, Bagaimana Caranya?

Kuman tetanus tidak membutuhkan luka mengaga lebar agar bisa bersarang ke dalam tubuh.

Luka gesekan atau terkena serpihan suatu benda cukup menjadi pintu masuk penyakit ini.

Menurut ahli penyakit menular dari Cleveland Clinic, Susan Rehm, MD, banyak pasien yang tidak sadar memiliki luka saat terinfeksi bakteri tetanus.

Sejumlah pasien tetanus memerlukan perawatan intensif sampai berbulan-bulan agar pulih. Sebagian infeksi tetanus berujung fatal.

Baca juga: Baru Mulai Olahraga Berat Badan Justru Tambah, Kenapa Begitu?

Bagaimana tetanus bisa menyerang tubuh?

Ilustrasi bercocok tanam, berkebunShutterstock Ilustrasi bercocok tanam, berkebun
Tetanus acapkali sulit dideteksi sejak dini. Karena kerusakan internal yang ditimbulkan cukup banyak.

Begitu bakteri tetanus masuk ke aliran darah melalui luka di kulit, bakteri lantas tumbuh dan berkembang di dalam tubuh.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau