Bakteri yang berkembang di dalam tubuh ini menghasilkan racun yang bisa mengganggu sistem saraf.
Target awalnya, saraf yang terdekat dengan pintu masuk penyakit. Setelah itu, infeksi menyebar ke sumsum tulang belakang dan otak.
Baca juga: 3 Gerakan Olahraga Sederhana di Rumah Bermodal Kursi
Selang lima hingga hingga sepuluh hari sejak terinfeksi, penderita penyakit tetanus mengalami gejala mengerikan, di antaranya:
Saat bakteri tetanus menyerang tubuh, tidak ada yang bisa menghentikannya.
Tetanus hanya bisa dikelola, namun tidak bisa disembuhkan. Kabar baiknya, tetanus dapat dicegah.
Salah satu cara efektif mencegah tetanus adalah dengan pemberian vaksin.
Suntik vaksin tetanus dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bagi anak-anak, orang dewasa, ibu hamil, maupun orang yang akan mengunjungi daerah endemik tetanus.
Di Indonesia, ada beberapa jenis vaksin tetanus yang jamak diberikan. Di antaranya vaksin DTP-HB-HiB, Td-IPV, DTaP-IPV, dll.
Baca juga: Tips Aman Bersepeda di Tengah Pandemi Corona
Jika Anda berkebun atau kerap berkutat di kebun, ada baiknya Anda selalu menggunakan alas kaki dan sarung tangan.
Sarung tangan dapat melindungi tangan Anda dari luka goresan yang bisa jadi celah infeksi lewat luka yang ada di kulit.
Ketika Anda merasa memiliki luka, penting untuk merawat luka dengan baik dan aman.
Bahkan untuk luka atau goresan kecil yang dianggap bukan masalah besar.
Pastikan untuk selalu mencuci luka dan sabun dan air mengalir. Gunakan perban jika perlu, untuk mencegah infeksi.
Perawatan luka pada pasien oleh tenaga medis umumnya diberi imunoglobulin antitetanus kendati sudah mendapatkan riwayat vaksinasi sebelumnya.
Suntikan antitetanus ini berguna untuk memberi perlindungan tambahan bagi tubuh dari bakteri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.