KOMPAS.com - Alzheimer merupakan kelainan progresif yang menyebabkan sel-sel otak menyusut dan mati.
Penyakit Alzheimer ini menjadi penyebab umum demensia, yang membuat penderitanya mengalami penurunan dalam keterampilan berpikir, perilaku dan sosial hingga mengganggu fungsi sehari-hari.
Biasanya, diagnosis penyakit ini terjadi saat pasien berusia 65 tahun ke atas. Namun, mereka yang berusia lebih mudah juga bisa mengalaminya.
Baca juga: Tips Sarapan Sehat untuk Menurunkan Berat Badan
Pada tahap awal munculnya penyakit ini, pasien seringkali kehilangan memori jangka pendek atau lupa pada peristiwa dan percakapan yang baru saja dialaminya.
Lambat laut, penyakit ini membuat pasien mengalami kerusakan memori yang parah dan kehilangan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.
Pada awalnya, seseorang dengan penyakit Alzheimer mungkin menyadari kesulitan untuk mengingat hal-hal dan mengelola pikiran.
Berikut berbagai gejala yang bisa terjadi pada pasien alzheimer:
Penyakit Alzheimer bisa disebabkan oleh adanya penumpukan protein yang abnormal di dalam dan di sekitar sel-sel otak.
Salah satu protein penyebab alzheimer adalah amiloid, yang bisa membentuk endapan plak di sekitar sel otak.
Para ahli kesehatan menyakini penyebab alzheimer muncul dalam waktu lama sebelum gejala terlihat.
Ketika sel-sel otak terpengaruh oleh penumpukan protein penyebab alzheimer, neurotransmitter yang mengontrol pengiriman pesan atau sinya antar sel otak juga mendapatkan efek sampingnya.
Seiring waktu, kondisi ini juga bisa menyebabkan penyusutan di area otak, terutama area yang berperan dalam fungsi memori.
Baca juga: Amnesia: Jenis, Penyebab, Gejala hingga Cara Mengatasinya
Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat khusus untuk menangani alzheimer. Obat-obatan yang tersedia hanya berfungsi untuk meringankan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.
Untuk alzheimer yang masih dalam tahap awal, dokter biasanya meresepkan obat-obatan seperti donepezil (Aricept) atau rivastigmine (Exelon).
Obat-obatan ini dapat membantu mempertahankan kadar asetilkolin atau neurotransmitter yang membantu memori di otak.
Untuk mengobati Alzheimer sedang hingga parah, dokter biasanya meresepkan donepezil (Aricept) atau memantine (Namenda).
Memantine dapat membantu memblokir efek kelebihan glutamat atau zat kimia perusak otak yang biasanya diproduksi dalam jumlah banyak pada pasien alzheimer.
Dokter juga bisa memberikan antidepresan, obat anti kecemasan, atau antipsikotik untuk membantu mengobati gejala yang berkaitan dengan Alzheimer. Gejala tersebut bisa berupa:
Gaya hidup sehat adalah cara utama untuk mencegah penurunan fungsi kognitif, termasuk penyakit alzheimer.
Berikut langkah-langkah mencegah alzheimer: