Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Penyebab Kanker Serviks yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 03/08/2020, 21:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Sama halnya dengan jenis kanker lainnya, kanker serviks juga bisa mengancam nyawa.

Sayangnya, keberadaan kanker serviks sering kali baru terdeteksi setelah kondisinya cukup parah.

Pada umumnya, wanita yang memiliki lesi pra-kanker atau kanker serviks stadium awal, tak akan merasakan keluhan apa pun.

Baca juga: 5 Gejala Awal Kanker Serviks Stadium Lanjut

Keluhan sakit biasanya baru timbul ketika kanker sudah mulai bersifat invasif dan menyerang jaringan maupun organ tubuh di sekitarnya.

Oleh sebab itu, penting bagi siapa saja, terutama para wanita dapat mengenali penyebab kanker serviks dan faktor risikonya sebagai bagian dari langkah pencegahan penyakit ini.

Apa sebenarnya penyebab kanker serviks?

Melansir Buku Cegah dan Deteksi Kanker Serviks (2010) karya Dra. Hartati Nurwijaya, DR. Dr. Andrijono, Sp.OG (K), dan Prof. DR. H.K. Suheimi, Sp.OG (K), penyebab utama timbulnya kanker serviks adalah infeksi human papilloma virus (HPV) risiko tinggi atau HPV onkogenik, yaitu HPV yang mengandung protein yang menyebabkan terjadinya kanker (onkoprotein).

HPV adalah kelompok virus yang terdiri dari 150 jenis virus yang dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit.

Ada 30-40 jenis HPV yang dapat menyebabkan penyakit kelamin.

Beberapa jenis HPV bisa menyebabkan kutil kelamin.

Sedangkan, jenis HPV lainnya dapat menyebabkan kanker serviks.

13 jenis HPV yang bisa menyebabkan kanker, di antaranya yakni HPV 16, HPV 18, HPV 31, HPV 33, HPV 35, HPV 39, HPV 45, HPV 51, HPV 52, HPV 56, HPV 58, HPV 59, dan HPV 69.

Baca juga: Kanker Serviks: Gejala, Penyebab, dan Cara Menangani

Belasan jenis HPV tersebut dapat disebut sebagai HPV “risiko tinggi” yang ditularkan melalui hubungan seks.

Jenis HPV yang paling berbahaya adalah HPV 16 dan HPV 18 karena bisa menyebabkan 70 persen penyakit kanker serviks.

Sedangkan HPV yang tidak menyebabkan kanker disebut HPV “risiko rendah” dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seks (kulit ke kulit), seperti vaginal, anal, dan termasuk oral.

Penularan HPV pada umumnya melalui hubungan seks (90 persen) dan sisanya terjadi non hubungan seks.

Hubungan seks yang tidak aman, terutama pada usia muda bisa membuat infeksi HPV lebih memungkinkan.

Baca juga: 6 Gejala Kanker Payudara yang Paling Sering Terjadi

Selain itu, wanita yang memiliki banyak pasangan seks atau berhubungan seks dengan laki-laki yang telah memiliki banyak “mitra” berisiko lebih besar mendapatkan HPV.

Banyak wanita mungkin memiliki HPV dari berbagai jenis, tapi sangat sedikit (2 persen) dari mereka akan menderita kanker serviks.

Sistem kekebalan tubuh sangat berperan dalam melawan virus HPV dan infeksi dapat hilang tanpa pengobatan.

Tetapi, ada beberapa wanita, infeksi virus tetap berlangsung dan dapat menyebabkan kanker serviks.

HPV terutama ditemukan pada wanita usia muda.

Kondom dilaporkan kurang membantu melindungi wanita terhadap HPV sekalipun telah digunakan dengan benar oleh pasangannya.

HPV pada kenyatannya masih dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain dengan cara kontak kulit ke kulit yang terinfeksi HPV dan daerah tubuh yang tidak tertutup kondom.

Meski HPV adalah faktor risiko penting kanker serviks, kebanyakan wanita dengan infeksi ini tidak mendapatkan kanker serviks.

Meski demikian, dunia kedokteran percaya HPV onkogenik sangat berperan terhadap terjadinya kanker serviks.

Baca juga: 8 Ciri-ciri Kanker Payudara Tahap Awal, Tak Selalu Benjolan

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau