Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Penyebab BAB Berdarah yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 09/08/2020, 13:33 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Pasalnya, kebanyakan kasus kanker kolorektal berevolusi dari polip adenomatosa.

Untungnya, dengan kemajuan dalam pengobatan, polip adenomatous non-metastasis dapat direseksi atau diangkat dengan pembedahan, dan kemoterapi dapat diberikan untuk membatasi potensi penyebaran.

Kanker kolorektal dapat diobati jika terdeteksi lebih awal, itulah sebabnya semua orang yang berusia 50 tahun ke atas harus menjadwalkan pemeriksaan kolonoskopi, sigmoidoskopi, dan sebagainya secara teratur.

Baca juga: Wasir atau Ambeien: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

4. Wasir

Melansir Medical News Today, wasir adalah penyakit yang sering kali menyebabkan BAB berdarah.

Wasir atau ambeien terjadi ketika pembuluh darah sekitar anus membengkak dan pecah dan akhirnya menimbulkan perdarahan.

Wasir dapat menyerang siapa saja dari segala usia tetapi sering dikaitkan dengan beberapa faktor risiko, termasuk:

  • Kehamilan
  • Sembelit kronis dan mengejan
  • Diare kronis
  • Mengejan saat BAB atau duduk di toilet terlalu lama
  • Kegemukan
  • Rendah serat atau diet tidak seimbang
  • Penuaan

Selain BAB keluar darah, wasir dapat dikenali dengan gejala lain berupa benjolan, rasa gatal, maupun nyeri atau tak nyaman di sekitar anus.

Baca juga: 6 Resep Jus untuk Mengatasi Sembelit dan Wasir

Beruntungnya, wasir biasanya merespons baik terhadap krim dan supositoria rektal yang dijual bebas di apotek yang mengandung hidrokortison.

Sering mandi air hangat, makan makanan tinggi serat, dan menggunakan pelunak feses juga dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan wasir.

Jika perawatan awal gagal, dokter mungkin perlu melakukan operasi kecil untuk mengangkat wasir.

5. Angiodisplasia

Jika penyebab tinja berdarah tidak jelas, kemungkinan disebabkan oleh angiodisplasia atau malformasi vaskular usus.

Angiodisplasia pada umumnya berhubungan dengan penyakit ginjal stadium akhir, penyakit von Willebrand, dan gagal ginjal stadium akhir.

Bergantung pada lokasinya, angiodisplasia dapat diobati dengan obliterasi endoskopik.

Perawatan lain yang bisa dilakukan, yakni termasuk terapi hormon, transfusi darah berkala, dan suplemen zat besi.

Untungnya, pada kebanyakan orang, angiodisplasia dapat hilang dengan sendirinya.

Baca juga: 9 Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan Secara Alami

6. Inflammatory bowel disease (IBD)

Penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah umum untuk penyakit autoimun yang menyebabkan radang usus.

Penyakit ini dapat menjadi penyebab BAB berdarah.

Dua jenis IBD yang paling umum adalah penyakit Crohn dan kolitis ulserativa

Terapi atau perawatan untuk IBD melibatkan pengobatan, termasuk steroid dan peningkat kekebalan tubuh, serta kemungkinan pembedahan apabila diperlukan.

Namun, berkat perkembangan obat baru-baru ini, jumlah pasien yang memerlukan pembedahan untuk IBD telah menurun secara signifikan.

Baca juga: Sistem Pencernaan: Fungsi, Organ, dan Cara Menjaga Agar Tetap Sehat

7. Kanker kolorektal

Kanker kolorektal adalah kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau