Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 13/08/2020, 15:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sifilis atau sering juga disebut penyakit raja singa dapat menyerang semua organ tubuh dan bisa menyerupai banyak penyakit.

Masa tunas penyakit sifilis berkisar antara 10-90 hari.

Gejala sifilis dapat dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya.

Baca juga: Lawan Stigma, Pengidap HIV Bukan untuk Dijauhi

Stadium I (sifilis primer)

  • Timbul antara 2-4 minggu setelah kuman masuk
  • Ditandai dengan adanya benjolan kecil merah biasanya 1 buah, kemudian menjadi luka atau koreng yang tidak disertai rasa nyeri
  • Pada stadiym ini, biasanya disertai pembengkakan kelenjar getah bening regional (sesuai dengan lokasi fisilis primernya)
  • Luka atau koreng tersebut akan hilang secara spontan meski tanpa pengobatan dalam waktu 3-10 minggu, tetapi penyakitkan akan berlanjut ke stadium II

Stadium II (sifilis sekunder)

  • Stadium ini terjadi setelah 6-8 minggu dan bisa berlangsung sampai 9 bulan
  • Kelainan dimulai dengan adanya gejala nafsu makan yang menurun, demam, sakit kepala, nyeri sendi
  • Pada stadium ini juga muncul gejala menyerupai penyakit kulit lain, berupa bercak merah, benjolan kecil-kecil di seluruh tubuh, tidak gatal, kebotakan rambut, dan juga dapat disertai pembesaran kelenjar getah bening yang bersifat menyeluruh

Stadium laten dini

  • Apabila sifilis sekunder tak diobati, setelah beberapa minggu atau bulan gejala-gejala akan hilang seakan-akan sembuh spontan. Namun, infeksi masih berlangsung terus dan masuk ke stadium laten lanjut

Stadium laten lanjut

  • Setelah 1 tahun, sifilis masuk ke stadium laten lanjut yang dapat berlangsung bertahun-tahun

Stadium III (sifilis tersier)

  • Pada umumnya timbul antara 3-10 tahun setelah infeksi
  • Ditandai dengan 2 macam kelainan, yakni berupa kelainan yang bersifat destruktif pada kulit, selaput lendir, tulang sendi, serta adanya radang yang terjadi secara perlahan-lahan pada jantung, sistem pembuluh darah dan saraf

Komplikasi sifilis dapat terjadi pada proses kehamilan atau terjadi sifilis kongenital.

Kondisi ini dapat mengakibatkan abortus, kematian janin atau lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa, dan keterbelakangan mental.

Baca juga: Jadi Penyakit Menakutkan, Benarkah HIV/AIDS Tidak Bisa Diobati?

4. Ulkus mole atau chancroid

Ulkus mole adalah infeksi genital akut, setempat yang disebabkan oleh bakteri Haemophylus ducreyi.

Masa tunas ulkus mole berkisar antara 2-35 hari, dengan waktu rata-rata mencapai 7 hari.

Gejala ulkus mole, di antaranya yakni:

  • Tidak didahului dengan gejala prodromal sebelum timbulnya luka atau ulkus
  • Luka biasanya lebih dari 1 buah, nyeri (terutama bila terkena pakaian atau urine), dengan tanda radang yang jelas, benjolan di lipatan paha (sakit atau mudah sekali pecah), meninggalkan ulkus (luka cekung yang dalam) dan terjadi kematian jaringan di sekitarnya

Komplikasi ulkus mole dapat berupa abses kelenjar lipat paha hingga fistula uretra.

5. Granuloma inguinale atau donovanosis

Donovanosis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Calymmatobacterium granulomatis.

Saat ini penyakit ini hampir tidak pernah ditemukan lagi di Indonesia. Dahulu, donovanosis banyak ditemukan di daerah Papua.

Baca juga: 6 Penyebab Urine Berwarna Kuning Tua dan Cara Mengatasinya

Gejala donovanosis di antaranya yakni:

  • Kelainan dimulai dengan benjolan tunggal atau banyak, merah, lembek, kadang-kadang mirip bisul, sangat gatal
  • Kelainan ini dengan cepat pecag menjadi luka dengan tepi yang meninggi, berbau amis dan mudah berdarah

Komplikasi donovanosis dapat berupa timbul pembengkakan genital, sumbatan uretra, vagina atau lubang anus akibat terjadinya jaringan ikat atau fibrosis pada pembuluh getah bening.

6. Limfogranuloma venerum (LGV) atau Bubo

Limfogranuloma venerum adalah infeksi menular seksual yang mengenai sistem saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, yang disebabkan oleh bakteri Chlamudia trachomatis L1, Chlamudia trachomatis L2, dan Chlamudia trachomatis L3.

Baca juga: 4 Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Penyakit ini dilapirkan saat ini sudah jarang ditemukan di Indonesia.

Jika terjadi, gejala Limfogranuloma venerum dapat dikenali, berupa:

  • Biasanya dimulai dengan bintik atau lentingan kecil yang dalam waktu singkat kemudian menjadi erosi atau luka yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita karena tidak nyeri dan dapat sembuh sendiri dalam waktu singkat
  • Dalam waktu antara 1-4 minggu setelah luka tersebut sembuh, akan muncul pembengkakan kelenjar lipat paha yang disertai rasa nyeri, keras, berbentuk seperti sosis

Komplikasi penyakit Limfogranuloma venerum pada stadium lanjut, pada pria dapat menyebabkan pembengkakan penis dan skrotum. Sementara pada wanita, menyebabkan pembengkakan bibir kemaluan.

7. Vaginosis bakterial

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com