4. Diabetes mellitus (DM)
Seseorang dengan diabetes rentan untuk menjadi ateroklerosis, hipertensi, obesitas, dan gangguan lemak darah.
Seseorang yang mengidap diabetes mempunyai risiko serangan stroke iskemik 2 kali lipat dibanding mereka yang tidak diabetes.
Baca juga: Kenali Kesemutan yang Bisa Jadi Tanda Stroke
5. Kolesterol tinggi
Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia dapat menyebabkan aterosklerosis.
Aterosklerosis sendiri berperan dalam menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke.
6. Merokok
Perokok dilaporkan lebih rentan mengalami stroke dibandingkan bukan perokok.
Nikotin dalam rokok dapat membuat jantung bekerja keras karena frekuensi denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
Nikotin juga bisa mengurangi kelenturan arteri serta dapat menimbulkan aterosklerosis.
7. Gaya hidup tidak sehat
Diet tinggi lemak, aktivitas fisik minim, serta stres emosional dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke.
Seseorang yang sering mengonsumi makanan tinggi lemak dan kurang melakukan aktivitas fisik rentan mengalami obesitas, diabetes mellitus, aterosklerosis, penyakit jantung dan stroke.
Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik
Seseorang yang sering mengalami stres juga dapat memengaruhi kondisi fisiknya.
Stres dapat merangsang tubuh mengeluarkan hormon-hormon yang memengaruhi jantung dan pembuluh darah, sehingga berpotensi meningkatkan risiko serangan stroke.