Hipervantilasi juga bisa membuat nafas terengah-engah dan menyebabkan kita merasa pusing dan lemas.
Kecemasan dapat menyebabkan perubahan pada detak jantung dan peredaran darah ke seluruh tubuh.
Saat merasa cemas, detak jantung akan berdetak lebih cepat yang membuat alian darah ke otot menjadi lebih tinggi.
Jika terjadi dalam waktu lama, kondisi ini bisa memicu penyempitan pembuluh darah atau vasokonstriksi, yang juga dapat memengaruhi suhu tubuh.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Pakai Masker Bisa Turunkan Kadar Oksigen Tubuh?
Jika terjadi dalam jangka pendek, kecemasan memang bisa meningkatkan respon sistem kekebalan tubuh.
Tapi, kecemasan yang terjadi dalam jangka panjang bisa menimbulkan respon sebaliknya.
Saat cemas tubuh akan melepaskan hormon kortisol. Hormon kortisol yang berlebihan bisa menyebabkan peradangan dan mematikan sistem kebelan tubuh yang melawan infeksi.
Itu sebabnya, orang yang mengalami gangguan kecemasan kronis rentan mengalami infeksi.
Kecemasan bisa memicu peningkatan kortisol yang menganggu istem pencernaan.
Selain itu, hormon adrenalin juga bisa mengurangi aliran darah dan memelaskan otot perut.
Akibatnya, kita bisa mengalai mual, muntah, dan diare, bahkan kehilangan nafsu makan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.