Selanjutnya, dokter mengambil sel-sel dari leher rahim dan dilakukan pengujian di laboratorium guna mendeteksi gejala dan kelainan.
Tes ini dapat melihat sel-sel kanker di leher rahim dan perubahan yang mengarah pada kanker serviks.
Pap smear dianjurkan untuk dilakukan setiap 3 tahun pada wanita berusia 21-29 tahun.
2. Lakukan tes HPV DNA
Tes pemeriksaan ini dilakukan dengan mengumpulkan sel dari leher rahim untuk diuji dan mencari keberadaan dari HPV.
Prosedur pemeriksaan ini juga termasuk salah satu cara mencegah kanker serviks yang efektif dan dapat dilakukan bersamaan dengan pap smear.
Biasanya perempuan berusia 30 tahun menyukai dan nyaman dengan pemeriksaan ini.
Dalam proses pemeriksaan, wanita dapat juga menambah dengan menjalani pemeriksaan menyeluruh dengan menggunakan alat pembesar khusus, yaitu kolposkopi, untuk memeriksa sel-sel abnormal.
Baca juga: 8 Makanan untuk Meningkatkan Hormon Testosteron dalam Tubuh
Saat menggunakan kolposkopi, dokter juga akan mengambil sel-sel untuk diuji di laboratorium.
Pengambilan sampel sel ini disebut biopsi, dan memiliki beberapa jenis berikut ini:
Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat untuk mengambil sampel jaringan dari serviks.
Pemeriksaan ini dijalankan dengan menggunakan alat berbentuk sendok untuk mengambil sampel jaringan dari serviks.
3. Melakukan pemeriksaan Loop Electrosurgical Excision Procedure
Tes ini menggunakan kawat dengan tegangan listrik rendah untuk mengambil sampel jaringan.
Pasien memerlukan pembiusan sebelum menjalani tes ini.
Baca juga: 16 Makanan untuk Meningkatkan Kesuburan Saat Program Hamil
4. Melakukan pemeriksaan biopsi kerucut
Tes ini berfungsi untuk mendapatkan sampel lapisan sel serviks yang lebih dalam.
Pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit karena membutuhkan tindakan anestesi.
5. Melakukan tes pencitraan
Pemeriksaan ini pada umumnya digunakan untuk membantu mendiagnosis indikasi kanker serviks, serta mengetahui sejauh mana penyebaran sel kanker.
Beberapa tes pencitraan yang mungkin disarankan dokter, yaitu:
6. Makukan vaksinasi HPV