Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinusitis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 15/09/2020, 12:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Pernahkah Anda mengeluh pilek disertai sakit kepala atau pusing yang kerap muncul berkali-kali?

Jika pernah, Anda bisa jadi mengalami sinusitis.

Penyakit mirip flu ini tak boleh dianggap remeh.

Baca juga: Punya Gejala Mirip, Ini Beda Sakit Kepala Akibat Migrain dan Sinusitis

Apabila tidak diobati secara tepat, sinusitis dapat menyebabkan komplikasi berbahaya.

Misalnya, penyakit meningitis, abses otak, hingga infeksi tulang.

Melansir Mayo Clinic, sinus adalah rongga yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak.

Rongga kecil ini berfungsi sebagai bagian dari resonasi suara.

Dalam kondisi normal, sinus hanya berisikan udara.

Sementara, sinusitis adalah terjadinya inflamasi atau pembengkakan pada selaput lendir sinus dan area sekitarnya.

Jika pada kondisi biasa, area sinus hanya berisikan udara, tapi karena terjadi pembengkakan, udara menjadi terhambat dan selaput lendir memproduksi lendir berlebih.

Lendir inilah yang kemudian menumpuk di rongga sinus.

Penumpukan lendir ini dapat menjadi media kuman berkembang yang pada akhirnya bisa menyebabkan infeksi atau kondisi sinusitis.

Baca juga: Tonsilitis: Gejala, Penyebab, Pencegahan hingga Cara Mengatasinya

Gejala sinusitis

Melansir Health Line, sinusitis dapat ditandai dengan sejumlah gejala.

Berikut ini beberapa gejala sinusitis yang dapat diwaspadai:

1. Nyeri di area sinus

Nyeri adalah gejala umum dari sinusitis.

Anda memiliki beberapa sinus yang berbeda di area wajah, seperti:

  • Sinus maksilaris (terbesar) yang terletak di bawah tulang pipi kanan kiri
  • Sinus ethmoidalis yang terletak di daerah batang hidung kanan kiri dekat mata
  • Sinus frontalis yang terletak di daerah atas alis kanan kiri
  • Sinus sphenoidalis, yang terletak di belakang sinus ethmoidalis

Semua ini bisa terasa sakit saat Anda mengalami infeksi sinus.

Peradangan dan pembengkakan dapat menyebabkan sinus Anda sakit.

Anda mungkin merasakan sakit di dahi, di kedua sisi hidung, di rahang atas dan gigi, atau di antara mata.

Kondisi ini bisa menyebabkan sakit kepala.

Baca juga: 7 Obat Sakit Kepala untuk Atasi Pusing yang Mengganggu

2. Keluarnya cairan dari hidung

Jika mengalami infeksi sinus, Anda mungkin perlu sering-sering meniup hidung karena ingus, yang bisa berwarna keruh, hijau, atau kuning.

Kotoran ini berasal dari sinus yang terinfeksi dan mengalir ke saluran hidung.

Kotoran juga bisa melewati hidung dan mengalir ke bagian belakang tenggorokan Anda.

Anda mungkin merasakan gatal atau bahkan sakit tenggorokan.

Kondisi ini disebut postnasal drip dan dapat menyebabkan Anda batuk di malam hari saat berbaring dan di pagi hari setelah bangun.

Tetesan postnasal dapat pula menyebabkan suara Anda terdengar serak.

3. Hidung tersumbat

Sinus yang meradang juga dapat membatasi seberapa baik Anda dapat bernapas melalui hidung.

Infeksi menyebabkan pembengkakan di sinus dan saluran hidung.

Karena hidung tersumbat, Anda mungkin tidak akan bisa mencium atau merasakan bau dengan normal.

Baca juga: 3 Penyakit Ini Mengintai Jika Anda Tidak Pakai Jaket Saat Berkendara

4. Sakit kepala sinus

Tekanan tanpa henti dan pembengkakan di sinus bisa memberi Anda gejala sakit kepala.

Nyeri sinus juga dapat menyebabkan sakit telinga, sakit gigi, dan nyeri pada rahang dan pipi.

Sakit kepala sinus sering kali paling parah di pagi hari karena cairan telah terkumpul sepanjang malam.

Sakit kepala Anda juga bisa bertambah parah ketika tekanan barometrik lingkungan berubah secara tiba-tiba.

5. Iritasi tenggorokan dan batuk

Saat cairan dari sinus mengalir ke bagian belakang tenggorokan, hal itu dapat menyebabkan iritasi, terutama dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: 12 Obat Batuk Herbal dari Bahan Makanan Rumahan

Hal ini dapat menyebabkan batuk yang terus-menerus dan mengganggu, yang dapat menjadi lebih buruk saat berbaring atau di pagi hari setelah bangun dari tempat tidur.

Kondisi itu juga bisa membuat sulit tidur.

Tidur tegak atau dengan kepala ditinggikan dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas batuk Anda.

6. Sakit tenggorokan dan suara serak

Tetesan postnasal dapat membuat Anda mengalami sakit tenggorokan.

Meskipun mungkin dimulai sebagai gelitik yang mengganggu, ini bisa menjadi lebih buruk.

Jika infeksi Anda berlangsung selama beberapa minggu atau lebih, lendir dapat mengiritasi dan meradang tenggorokan saat menetes, mengakibatkan sakit tenggorokan dan suara serak.

Baca juga: 7 Penyebab Sakit Kepala Saat Bangun Tidur dan Cara Mengatasinya

Penyebab sinusitis

Melansir WebMD, kondisi yang dapat menyebabkan penyumbatan sinus atau sinusitis, meliputi:

  • Rinitis alergi, yaitu pembengkakan pada lapisan hidung yang disebabkan oleh alergen
  • Flu biasa
  • Pertumbuhan kecil di lapisan hidung disebut polip hidung
  • Septum yang menyimpang, yaitu pergeseran rongga hidung
  • Ada juga sinusitis yang disebabkan oleh kondisi gigi, di mana akar gigi rahang atas bisa menembus dasar sinus maksilaris, sedangkan gigi premolar (geraham depan) atau gigi taring atas disebut dengan sinusitis dentogen

Berdasarkan waktu timbulnya, sinusitis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sinusitis akut dan sinusitis kronis.

Sinusitis akut terjadi bila mengalami gejala sinusitis kurang dari 12 minggu.

Sedangkan, sinusitis kronis bila gejala yang dirasakan sudah melebihi 12 minggu dengan atau tanpa polip, yaitu benjolan kecil yang muncul di rongga hidung.

Keduanya dapat dialami oleh siapa saja, anak-anak maupun dewasa.

Baca juga: Setelah Obat Sirup Dibuka, Masa Kedaluwarsanya Berubah Begini

Namun, sinusitis akan lebih mungkin menyerang jika Anda memiliki faktor risiko berikut:

  • Alergi pada hidung
  • Adanya pembengkakan di dalam hidung seperti flu biasa
  • Saluran yang tersumbat
  • Perbedaan struktural yang mempersempit saluran tersebut
  • Polip hidung
  • Kekurangan sistem kekebalan atau obat-obatan yang menekan sistem kekebalan

Bagi anak-anak, hal-hal yang dapat menyebabkan sinusitis antara lain:

  • Alergi
  • Penyakit dari anak-anak lain di tempat penitipan anak atau sekolah
  • Dot
  • Botol minum sambil berbaring telentang
  • Asap di lingkungan

Cara mengobati sinusitis

Penanganan sinusitis dapat dilakukan dengan meminta bantuan dokter dan juga secara mandiri di rumah dalam waktu bersamaan.

Penanganan mandiri di rumah dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat penahan rasa sakit, obat pilek, dan beristirahat.

Baca juga: 4 Gejala Tumor Otak pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Jika keluhan sinusitis terus berlanjut setelah tiga hari penanganan mandiri, sebaiknya segera temui dokter spesialis THT, atau dokter spesialis bedah.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga diperlukan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis sinusitis.

Pemeriksaan lanjutan yang biasa dilakukan, yakni:

  • Pemeriksaan penunjang seperti nasoendoskopi (endoskopi hidung, rontgen sinus paranasal)
  • CT-scan sinus paranasal dengan atau tanpa kontras

Apabila Anda terdiagnosis mengalami sinusitis, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan, seperti antibiotik, obat pilek, obat pengencer lendir, dan obat cuci hidung untuk mengurangi gejala.

Jika terapi pengobatan tidak menunjukkan hasil yang bermakna, dokter mungkin akan memperhitungkan untuk melakukan tindakan pembedahan.

Operasi sinus dapat dilakukan dengan cara functional endoscopic sinus surgery (FESS).

Baca juga: 6 Bahaya Karang Gigi Jika Dibiarkan Menumpuk

Penanganan sinusitis dentogen biasanya akan melibatkan dokter gigi karena posisi sinus yang dekat dengan gigi.

Gigi yang menjadi penyebab sinusitis harus dicabut, saluran antara gigi dan sinus ditutup, dan sinus harus dibersihkan melalui tindakan operatif.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau