"Usia dan berat badan bisa mengubah laju metabolisme kafein. Sehingga, bisa saja orang jadi lebih sensitif pada kafein," jelas Heck.
Penelitian menunjukkan, sensitif pada kafein dapat muncul karena pengaruh gen CYP1A2 dan ADORA2A.
Menurut studi, gen CYP1A2 terkait dengan metabolisme kafein. Sedangkan, gen ADORA2A memengaruhi kecemasan setelah mengonsumsi kafein.
Aktivitas gen tersebut bervariasi, tergantung jenis kelamin, ras, dan kondisi kesehatan.
Baca juga: Kenapa Jantung Berdebar Setelah Minum Kopi?
Mual bisa lebih parah apabila minum kopi saat perut kosong. Menurut Cleveland Clinic, kafein dapat memicu pelepasan asam lambung biang maag dan gangguan pencernaan.
Sensitivitas kafein biasanya meningkat selama kehamilan. Ibu hamil yang mengonsumsi kafein biasanya jadi mual, gelisah, dan sampai susah tidur.
Hal itu dipengaruhi perubahan metabolisme saat hamil, sehingga efek stimulan kopi lebih lama bertahan pada ibu hamil.
Alhasil, ibu hamil disarankan untuk membatasi kafein hanya 200 miligram per hari untuk menghindari efek negatif seperti mual setelah minum kopi.
Baca juga: Ibu Menyusui Minum Kopi, Apakah Berpengaruh pada Bayi?
Cara menghilangkan mual setelah minum kopi yang paling baik adalah menghilangkan efek samping kafein.
Biarkan tubuh memetabolisme kafein dari kopi untuk menghilangkan rasa tidak nyaman tersebut.
Ketika menunggu gejala berlalu, upayakan untuk tetap terhidrasi atau minum banyak air putih.
Selama proses pemulihan, hindari mengonsumsi kafein tambahan baik dari teh, cokelat, soda, atau minuman berenergi.
Selain itu, ada baiknya memahami kondisi tubuh saat bereaksi pada banyak hal. Termasuk minum kopi.
Apabila Anda selalu mual setelah minum kopi, pertimbangkan opsi minuman lain yang minim efek samping.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.