KOMPAS.com - Batu ginjal atau nefrolitiasis adalah endapan keras menyerupai batu yang terbuat dari mineral dan garam di dalam ginjal.
Batu ginjal bisa terjadi di sepanjang saluran kemih, mulai dari ginjal, ureter (saluran yang menyambungkan ginjal dengan kandung kemih), kandung kemih, hingga uretra (saluran yang membawa urine ke luar tubuh).
Seringkali, batu terbentuk ketika urine menjadi pekat, memungkinkan mineral mengkristal dan saling menempel.
Baca juga: 6 Makanan Penyebab Batu Ginjal yang Harus Diwaspadai
Mengeluarkan batu ginjal bisa sangat menyakitkan, tetapi batu tersebut biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen jika dikenali tepat waktu.
Tergantung pada situasi, penderita batu ginjal mungkin hanya memerlukan minum obat pereda nyeri dan minum banyak air untuk mengeluarkan batu ginjal.
Sementara, dalam kasus lain, misalnya jika batu bersarang di saluran kemih yang terkait dengan infeksi saluran kencing atau menyebabkan komplikasi, pembedahan mungkin diperlukan.
Dokter mungkin merekomendasikan perawatan pencegahan untuk mengurangi risiko batu ginjal berulang apabila seseorang berisiko tinggi mengembangkannya lagi.
Merangkum Mayo Clinic, batu ginjal seringkali tidak memiliki penyebab tunggal yang pasti.
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena batu ginjal.
Batu ginjal ini yang jelas terbentuk ketika urine mengandung lebih banyak zat pembentuk kristal, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat daripada cairan dalam urine yang dapat mencairkan.
Baca juga: 10 Gejala Awal Penyakit Jantung pada Wanita yang Tak Boleh Diabaikan
Pada saat yang sama, urine mungkin dalam kondisi kekurangan zat yang bisa mencegah kristal saling menempel, menciptakan lingkungan yang ideal untuk pembentukan batu ginjal.
Mengetahui jenis batu ginjal yang dialami dapat membantu penderita dalam menentukan penyebabnya, dan dapat memberi petunjuk tentang cara mengurangi risiko terkena lebih banyak batu ginjal.
Berikut ini adalah beragam jenis batu ginjal yang dapat dikenali:
1. Batu kalsium
Kebanyakan batu ginjal adalah batu kalsium, biasanya berbentuk kalsium oksalat.
Oksalat adalah zat yang dibuat setiap hari oleh hati atau diserap dari makanan.
Buah dan sayuran tertentu, seperti kacang-kacangan dan coklat, memiliki kandungan oksalat yang tinggi.
Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi
Faktor makanan, vitamin D dosis tinggi, operasi bypass usus dan beberapa gangguan metabolisme dapat meningkatkan konsentrasi kalsium atau oksalat dalam urine.
Batu kalsium juga bisa terjadi dalam bentuk kalsium fosfat.
Jenis batu ini lebih sering terjadi pada kondisi metabolik, seperti asidosis tubulus ginjal.
Kondisi ini juga dapat dikaitkan dengan obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati migrain atau kejang, seperti topiramate (Topamax, Trokendi XR, Qudexy XR).
2. Batu struvit
Batu struvit terbentuk sebagai respons terhadap infeksi saluran kemih.
Batu-batu ini dapat tumbuh dengan cepat dan menjadi cukup besar, terkadang dengan sedikit gejala atau sedikit peringatan.
3. Batu asam urat
Batu asam urat dapat terbentuk pada orang yang kehilangan terlalu banyak cairan karena diare kronis atau malabsorpsi.
Selain itu, batu ginja ini juga mungkin terjadi pada mereka yang makan makanan berprotein tinggi, dan yang menderita diabetes atau sindrom metabolik.
Faktor genetik tertentu juga dapat meningkatkan risiko batu asam urat.
Baca juga: 4 Tahapan Gejala Asam Urat yang Perlu Diwaspadai
4. Batu sistin
Batu sistin terbentuk pada orang dengan kelainan keturunan yang disebut cystinuria yang menyebabkan ginjal mengeluarkan terlalu banyak asam amino tertentu.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan batu ginjal meliputi:
1. Riwayat keluarga
Jika seseorang di keluarga Anda pernah menderita batu ginjal, kemungkinan besar Anda juga akan terkena batu ginjal.
Sementara itu, apabila Anda pernah mengalami satu atau lebih batu ginjal, Anda berisiko lebih tinggi terkena batu ginjal lainnya.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Natrium Tinggi
2. Dehidrasi
Tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko batu ginjal.
Orang yang tinggal di daerah beriklim hangat dan kering serta mereka yang banyak berkeringat mungkin memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan orang lain.
3. Diet tertentu
Makan makanan yang tinggi protein, natrium (garam), dan gula dapat meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal.
Ini terutama berlaku bagi diet tinggi natrium.
Terlalu banyak garam dalam makanan bisa meningkatkan jumlah kalsium yang harus disaring oleh ginjal dan secara signifikan meningkatkan risiko batu ginjal.
4. Kegemukan
Indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan penambahan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko batu ginjal.
Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Purin Tinggi
5. Penyakit pencernaan dan pembedahan
Operasi bypass lambung, penyakit radang usus, atau diare kronis dapat menyebabkan perubahan pada proses pencernaan yang memengaruhi penyerapan kalsium dan air, sehingga meningkatkan jumlah zat pembentuk batu dalam urine.
Kondisi medis lain seperti asidosis tubulus ginjal, sistinuria, hiperparatiroidisme, dan infeksi saluran kemih berulang juga dapat meningkatkan risiko batu ginjal.
6. Konsumsi suplemen dan obat-obatan tertentu
Konsumsi suplemen dan obat-obatan tertentu, seperti vitamin C, suplemen makanan, pencahar (bila digunakan secara berlebihan), antasida berbasis kalsium, dan obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati migrain atau depresi, dapat pula meningkatkan risiko batu ginjal.
Baca juga: Jangan Sampai Kelebihan, Ini Kebutuhan Vitamin C Harian Sesuai Usia
Setelah mengetahui pengertian, jenis, penyebab, dan faktor risiko batu ginjal, Anda mungkin masih penasaran dengan gejala batu ginjal, salah satunya menyangkut pertanyaan batu ginjal sakitnya di mana.
Mengenai hal ini, dalam Buku Cara Menyemuhkan Batu & Gagal Ginjal Secara Alami (2016) oleh Dt. Awan (Andreas Hermawan), dijelaskan bahwa saat batu ginjal berukuran kecil, pada umumnya tidak menimbulkan gejala karena bisa keluar dari tubuh secara alami.
Namun, apabila batu ginjal berukuran lebih besar, gejalanya dapat dirasakan oleh pengidapnya.
Lokasi nyeri yang muncul akibat batu ginjal ini bisa berbeda-beda tergantung letak batu.
Misalnya, batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.
Sedangkan, batu yang menyumbat ureter, pervis renalis, maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).
Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang dapat menjalar ke perut, daerah kemaluan (selangkangan), dan paha sebelah dalam.
Baca juga: 7 Penyebab Sakit Pinggang Saat Bangun Tidur dan Cara Mengobatinya
Gejala batu ginjal lainnya yang dapat terjadi, yakni:
Batu ginjal termasuk penyakit yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
Jika batu sampai menyumbat aliran kemih, bakteri dapat terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul di atas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi.
Apabila penyumbatan ini berlangsung lama, urine bisa mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, kemudian menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Jadi, jangan ragu untuk segera berbicara dengan dokter apabila mengalami tanda dan gejala batu ginjal di atas untuk mengetahui penyebab dan mendapat penanganan yang tepat.
Baca juga: 12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.