Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Tubektomi

Kompas.com - 21/10/2020, 21:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Health Line,

KOMPAS.com – Tubektomi atau ligasi tuba adalah bentuk kontrasepsi permanen pada wanita untuk mencegah kehamilan.

Tubektomi dilakukan dengan melibatkan operasi kecil di mana saluran tuba wanita dipotong atau ditutup.

Tujuannya, yakni menghentikan sperma dapat mencapai sel telur untuk membuahinya.

Baca juga: Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Vasektomi

Melansir Health Line, tubektomi dapat dilakukan dengan anestesi umum baik dengan prosedur laparoskopi sederhana yang memakan waktu sekitar 30 menit atau prosedur bedah yang lebih kompleks (laparotomy mini) yang membutuhkan rawat inap selama satu atau dua hari.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai keduanya:

1. Tubektomi laparoskopi

Ini adalah prosedur paling umum yang dilakukan dalam metode tubektomi.

Dalam prosedur ini, akan dilakukan beberapa hal berikut:

  • Dua sayatan kecil dibuat di perut
  • Laparoskop (tabung tipis panjang dengan kamera dan sumber cahaya di ujungnya) dimasukkan melalui satu sayatan dan instrumen bedah dimasukkan melalui sayatan lainnya
  • Tuba falopi kemudian dapat ditemukan dan dilakukan ligasi tuba
  • Sayatan di perut ditutup dengan steristrip (pita kertas kecil) atau jahitan kecil.
  • Ligasi tuba laparoskopi biasanya dilakukan dengan anestesi umum
  • Prosedur ini memakan waktu sekitar 30 menit dan biasanya tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit

Baca juga: 11 Jenis Kontrasepsi Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

2. Laparotomi mini

Terkadang pendekatan bedah "terbuka" yang dikenal sebagai laparotomi mini mungkin diperlukan jika pendekatan laparoskopi tidak sesuai, seperti:

  • Jika ada jaringan parut di panggul dari operasi sebelumnya
  • Kondisi medis seperti endometriosis

Dalam prosedur laparotomi mini, akan dilakukan beberapa hal berikut:

  • Dibuat insisio tunggal dengan panjang sekitar 4-5 cm, tepat di atas garis rambut kemaluan
  • Tuba falopi dijangkau dan dilakukan ligasi tuba
  • Sayatan ditutup dengan jahitan yang bisa larut
  • Jenis ligasi tuba ini biasanya membutuhkan rawat inap di rumah sakit selama satu hingga dua hari

Dokter dapat membantu menentukan pilihan prosedur tubektomi yang terbaik bagi Anda.

Yang jelas, tubektomi selama ini terbukti sangat andal dan dalam banyak kasus dapat mencegah kehamilan, meski tidak 100 persen efektif.

Baca juga: 6 Cara Agar Hamil Anak Perempuan

Di mana, sekitar 1 dari 200 wanita yang menjalani tubektomi dilaporkan masih bisa hamil.

Hal ini mungkin terjadi apabila:

  • Tuba falopi tidak dipotong atau diblokir dengan baik
  • Ujung potongan saluran tuba tumbuh kembali bersama
  • Pengaruh pemasangan cincin pada saluran tuba

Jika kehamilan benar-benar terjadi setelah dilakukan tubektomi, ada kemungkinan lebih besar terjadi ektopik.

Artinya, kehamilan terjadi di luar rahim, yakni biasanya di saluran tuba di mana janin tidak dapat bertahan hidup.

Keuntungan dan kerugian kontrasepsi tubektomi

Melansir Healthnavigator.org, metode kontrasepsi tubektomi memiliki keuntungan dan kekurangan tersendiri yang bisa menjadi pertimbangan bagi setiap pasangan atau wanita sebelum melakukannya.

Baca juga: 6 Cara Agar Hamil Anak Perempuan

Berikut ini secara garis besar keuntungan dan kerugian kontrasepsi tubektomi yang bisa diketahui:

Keuntungan tubektomi:

  • Anda tidak harus ingat untuk minum pil setiap hari dalam pelaksanaan program keluarga berencana (KB)
  • Setelah prosedur tubektomi selesai, itu adalah bentuk pengendalian kelahiran yang sangat efektif
  • Tubktomi tidak mengganggu hubungan seksual
  • Tidak ada efek samping jangka panjang yang signifikan

Kerugian tubektomi:

  • Karena tuberktomi bersifat permanen dan sulit untuk dikembalikan, beberapa orang menyesal melakukannya, terutama jika keadaan mereka berubah
  • Tubektomi tidak melindungi dari penyakit menular seksual (PMS), termasuk infeksi human immunodeficiency virus (HIV)
  • Ada kemungkinan komplikasi terkait operasi jangka pendek seperti ketidaknyamanan, infeksi, memar atau perdarahan di lokasi operasi, dan kemungkinan reaksi terhadap anestesi
  • Saluran tuba bisa tersambung kembali, tapi ini sangat jarang terjadi

Baca juga: Apakah Sperma Sering Tumpah Bisa Jadi Penyebab Sulit Hamil?

Sebagian besar tubektomi adalah prosedur yang aman dengan sedikit komplikasi.

Kebanyakan wanita tidak mengalami masalah setelah ligasi tuba.

Namun, sebelum melakukan prosedur ini, Anda sebaiknya bediskusi dulu dengan pasangan.

Sekali lagi, Anda hanya boleh melakukan tubektomi juga yakin tidak menginginkan anak lagi atau tidak menginginkan anak sama sekali.

Jadi, pertimbangkan semua opsi dan gunakan metode kontrasepsi lain sampai Anda benar-benar yakin mengenai hal tersebut.

Dokter biasanya juga akan lebih dulu bertanya tentang keadaan Anda, memberikan informasi detail tentang tubektomi, dan mungkin merekomendasikan konseling sebelum memutuskan untuk menyetujui proses tubektomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau