Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyakit Akibat Konsumsi Gula Berlebihan, Tak Hanya Diabetes

Kompas.com - 24/11/2020, 08:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Meskipun sudah ada banyak peringatan yang tersaji, banyak dari kita mungkin masih meremehkan dampak buruk gula pada tubuh.

Beberapa dari kita yang sudah sadar akan bahayanya bahkan terkadang masih cenderung mengonsumsi gula terlalu banyak.

Mulanya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan tidak lebih dari 10 persen asupan kalori harian kita dari gula.

Baca juga: 11 Cara Mencegah Gula Darah Melonjak Demi Kesehatan

Namun, setelah itu, pada 2015 muncul rekomendasi baru, bahwa konsumsi gula sebaiknya tidak lebih dari 5 persen dari asupan kalori harian, yakni kira-kira setara dengan sekitar 25 gram atau enam sendok teh per hari.

Sayangnya, kadang-kadang kita lalai, bahwa gula tidak hanya bisa didapat dari konsumsi gula pasir.

Berbagai makanan atau minuman yang kita konsumsi terkadang sudah mengandung gula dalam kadar tinggi.

 

Hal itu pun bisa menyebabkan kita mengonsumsi gula berlebih.

Padahal, ada sejumlah risiko kesehatan yang mesti kita tanggung jika sampai terlalu sering mengonsumsi gula berlebih.

Berikut ini adalah beragam penyakit yang bisa disebabkan oleh gula untuk diwaspadai:

1. Penyakit jantung

Diet tinggi gula telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung yang menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.

Melansir Health Line, bukti menunjukkan bahwa diet tinggi gula dapat menyebabkan obesitas, peradangan dan trigliserida tinggi, kadar gula darah dan tekanan darah, semua faktor risiko penyakit jantung.

Baca juga: 7 Cara Mengurangi Asupan Gula Per Hari demi Kesehatan

Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak gula, terutama dari minuman yang dimaniskan dengan gula, telah dikaitkan dengan aterosklerosis, penyakit yang ditandai dengan lemak, endapan penyumbatan arteri.

Sebuah studi di lebih dari 30.000 orang menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 17-21 persen kalori dari tambahan gula memiliki risiko 38 persen lebih besar untuk meninggal akibat penyakit jantung, dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsi 8 persen kalori dari tambahan gula.

Sebagai gambaran, hanya satu kaleng soda 16 ons (473 ml) sudah bisa mengandung 52 gram gula, yang setara dengan lebih dari 10 persen dari konsumsi kalori harian, berdasarkan diet 2.000 kalori.

Artinya, satu minuman manis sehari sudah dapat membuat Anda melebihi batas harian yang disarankan untuk tambahan gula.

Baca juga: Memahami Hubungan Gula Darah dan Insulin

2. Kanker

Makan gula dalam jumlah berlebihan dapat pula meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tertentu.

Pertama, diet kaya makanan dan minuman manis dapat menyebabkan obesitas, yang secara signifikan meningkatkan risiko kanker.

Selain itu, diet tinggi gula dapat meningkatkan peradangan di tubuh dan bisa menyebabkan resistensi insulin, yang keduanya meningkatkan risiko kanker.

Sebuah studi di lebih dari 430.000 orang menemukan bahwa konsumsi gula tambahan dikaitkan secara positif dengan peningkatan risiko kanker esofagus (kerongkongan), kanker pleura, dan kanker usus kecil.

Studi lain menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi roti manis dan kue lebih dari tiga kali per minggu, 1,42 kali lebih mungkin terkena kanker endometrium daripada wanita yang mengonsumsi makanan ini kurang dari 0,5 kali per mingguu.

Penelitian tentang hubungan antara tambahan asupan gula dan kanker sedang berlangsung, dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya mengenai hubungan kompleks ini.

Baca juga: Kenali Gejala Khusus Diabetes Tipe 2

 

3. Diabetes tipe 2

Prevalensi diabetes di seluruh dunia telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama 30 tahun terakhir.

Meskipun ada banyak alasan untuk ini, ada hubungan yang jelas antara konsumsi gula yang berlebihan dan risiko diabetes.

Obesitas, yang sering disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi gula dianggap sebagai faktor risiko terkuat untuk diabetes.

Terlebih lagi, konsumsi gula tinggi yang berkepanjangan mendorong resistensi terhadap insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas yang mengatur kadar gula darah.

Resistensi insulin menyebabkan kadar gula darah naik dan sangat meningkatkan risiko diabetes.

Sebuah studi populasi yang melibatkan lebih dari 175 negara menemukan bahwa risiko diabetes berkembang sebesar 1,1 persen untuk setiap 150 kalori gula, atau sekitar satu kaleng soda, yang dikonsumsi per hari.

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa orang yang minum minuman yang dimaniskan dengan gula, termasuk jus buah, lebih mungkin mengembangkan diabetes.

4. Perlemakan hati atau fatty liver

Asupan fruktosa yang tinggi secara konsisten dikaitkan dengan peningkatan risiko perlemakan hati.

Tidak seperti glukosa dan jenis gula lainnya, yang diambil oleh banyak sel di seluruh tubuh, fruktosa hampir secara eksklusif dipecah oleh hati.

Di hati, fruktosa diubah menjadi energi atau disimpan sebagai glikogen.

Namun, hati hanya dapat menyimpan begitu banyak glikogen sebelum jumlah berlebih diubah menjadi lemak.

Sejumlah besar gula tambahan dalam bentuk fruktosa membebani hati, menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), suatu kondisi yang ditandai dengan penumpukan lemak yang berlebihan di hati.

Sebuah studi di lebih dari 5.900 orang dewasa menunjukkan bahwa orang yang minum minuman manis setiap hari memiliki risiko 56 persen lebih tinggi mengembangkan NAFLD, dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan hal tersebut.

Baca juga: 13 Gejala Perlemakan Hati yang Perlu Diwaspadai

5. Penyakit terkait obesitas lainnya

Sudah disampaikan sebelumnya, asupan gula berlebih telah dikaitkan dengan penambahan berat badan dan obesitas.

Sementara, obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terhadap berbagai kondisi kesehatan bukan diabetes dan penyakit jantung.

Melansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), obesitas juga dikaitkan dengan beragam persoalan kesehatan lain, seperti:

  • Tekanan darah tinggi
  • Stroke
  • Kandung empedu dan penyakit hati
  • Osteoartritis atau radang sendi
  • Masalah ginekologi seperti infertilitas
  • Masalah pernapasan
  • Sleep apnea
  • Rasang usus besar
  • Penurunan mental

Anda termasuk mengalami kelebihan berat badan jika indeks massa tubuh (IMT) Anda mencapai 25 atau lebih tinggi, dan obesitas jika angka IMT Anda mencapai 30 atau lebih tinggi.

Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau