KOMPAS.com - Jumlah pasien positif virus corona semakin meroket setiap harinya.
Menurut laporan Cleveland Clinic, hal ini juga bisa terjadi akibat banyaknya mitos atau informasi kesehatan keliru yang beredar melalui internet atau media sosial.
Riset juga membuktikan. kesalahan informasi mengenai Covid-19 bisa menyebabkan risiko kesehatan yang serius untuk masyarakat.
Baca juga: Mengapa Stres Membuat Kita Rentan Jatuh Sakit?
Berikut berbagai mitos keliru seputar Covid-19:
Mutasi adalah kejadian alami dan umum pada virus. Virus corona termasuk ke dalam jenis virus RNA, yang rentan terhadap perubahan dan mutasi.
Meski demikian, kita masih memiliki cara untuk memperlambat atau mencegah penyebarannya, salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan.
Protokol kesehatan masih menjadi cara terbaik untuk mencegah penyebaran dan penularan virus hingga ditemukan vaksin.
Sebenarnya, virus ini bisa mematikan dan dapat menyebabkan efek jangka panjang yang serius.
Meskipun tingkat kematian untuk individu yang sehat dan kelompok usia yang lebih muda rendah, masih ada kemungkinan mengalami sakit parah karena virus corona.
Gejala COVID-19 dapat berlangsung 10 hari atau lebih dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang yang serius, seperti pembekuan darah, masalah neurologis, dan kerusakan pada jantung, paru-paru, serta ginjal.
Secara umum, angka kematian berubah berdasarkan usia dan bergantung pada masalah medis lainnya.
Mulut dan hidung saling terhubung. Saat kita bersin, batu, atau bernapas, kita menggunakan keduanya.
Itu sebabnya, masker yang kita pakai harus menutupi hidung dan mulut.
Menurunkan masker di bawah hidung berpotensi menularkan atau terinfeksi virus dari udara sekitar kita.
Obat kumur tidak mengandung cukup alkohol untuk membersihkan masker. Kita jugatidak disarankan untuk merendam masker dalam alkohol.