Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Gejala Keracunan Makanan yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 09/12/2020, 10:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sakit kepala sangat umum terjadi.

Orang dapat mengalaminya karena berbagai alasan, termasuk stres, terlalu banyak minum alkohol, dehidrasi, dan kelelahan.

Baca juga: 5 Penyebab Sakit Perut di Malam Hari

Karena keracunan makanan bisa membuat Anda lelah dan dehidrasi, itu juga bisa menyebabkan sakit kepala.

Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, dehidrasi akibat keracunan makanan dapat memengaruhi otak secara langsung, menyebabkannya kehilangan cairan, dan menyusut untuk sementara waktu.

Anda bisa sangat rentan mengalami sakit kepala jika memiliki keluhan muntah dan diare akibat keracunan makanan karena keduanya meningkatkan risiko dehidrasi.

4. Muntah

Wajar jika orang yang mengalami keracunan makanan sampai muntah.

Ini terjadi ketika otot perut dan diafragma berkontraksi dengan kuat, memaksa Anda untuk tanpa sadar mengeluarkan isi perut dan mengeluarkannya melalui mulut.

Muntah adalah mekanisme perlindungan yang terjadi saat tubuh Anda mencoba menyingkirkan organisme berbahaya atau racun yang dideteksi sebagai berbahaya.

Faktanya, keracunan makanan sering kali menyebabkan serangan awal muntah yang kuat.

Bagi beberapa orang, muntah bisa reda dengan cepat. Tapi, bagi beberapa orang lainnya, muntah akibat keracunan makanan bisa saja terus berlanjut.

Baca juga: 10 Penyebab Sakit Perut di Pagi Hari dan Cara Mengatasinya

Jika Anda terus menerus muntah dan tidak dapat menahan cairan, Anda harus mencari bantuan dokter atau apoteker untuk menghindari dehidrasi.

5. Umumnya merasa sakit

Seseorang yang mengalami keracunan makanan sering kali mengalami kehilangan nafsu makan dan gejala lain yang umum terjadi pada penyakit seperti kelelahan.

Kondisi ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh merespons untuk melawan infeksi yang telah menyerang tubuh.

Sebagai bagian dari respons ini, tubuh akan melepaskan pembawa pesan kimiawi yang disebut sitokin.

Sitokin memiliki banyak peran berbeda, tetapi yang penting adalah mengatur respons kekebalan tubuh terhadap infeksi.

Baca juga: 21 Penyebab Sakit Perut Setelah Makan

Sitokin melakukan ini dengan memberi tahu sel kekebalan ke mana harus pergi dan bagaimana berperilaku.

Selain membantu tubuh melawan infeksi seperti keracunan makanan, sitokin mengirimkan sinyal ke otak dan menyebabkan banyak gejala yang biasanya dikaitkan dengan kondisi sakit, termasuk kehilangan nafsu makan, kelelahan, dan rasa nyeri.

Kumpulan gejala ini dapat mengakibatkan apa yang kadang-kadang disebut "perilaku sakit", saat seseorang menarik diri dari interaksi sosial, istirahat, dan berhenti makan.

"Perilaku sakit" adalah tanda bahwa tubuh mengalihkan perhatiannya dari proses tubuh lain seperti pencernaan untuk memprioritaskan melawan infeksi.

6. Demam

Seseorang dinyatakan demam jika suhu tubuhnya meningkat lebih tinggi dari kisaran normalnya, yakni 36–37 derajat Celcius.

Demam lazim terjadi pada banyak penyakit dan terjadi sebagai bagian dari pertahanan alami tubuh terhadap infeksi.

Zat penghasil demam yang disebut pirogen memicu kenaikan suhu. Pirogen ini dilepaskan oleh sistem kekebalan atau bakteri infeksius yang telah memasuki tubuh.

Baca juga: 9 Penyebab BAB Berdarah yang Perlu Diwaspadai

Pirogen menyebabkan demam dengan mengirimkan pesan yang mengelabui otak dengan berpikir bahwa tubuh lebih dingin dari itu. Reaksi ini membuat tubuh menghasilkan lebih banyak panas dan kehilangan lebih sedikit panas, sehingga terjadinya demam atau suhu tubuh naik.

Peningkatan suhu ini berguna untuk meningkatkan aktivitas sel darah putih, yang membantu Anda melawan infeksi.

7. Menggigil

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com