KOMPAS.com - Jantung adalah organ vital yang berperan penting untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Beberapa kondisi terkadang membuat jantung bengkak atau mengalami pembesaran. Hal itu dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras ketimbang biasanya.
Jantung bengkak adalah kondisi, bukan suatu penyakit. Gangguan kesehatan yang dikenal dengan istilah medis kardiomegali ini bisa menjadi tanda suatu penyakit.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai gejala jantung bengkak dan penyebabnya.
Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan
Melansir Better Health, sejumlah penderita jantung bengkak tidak merasakan gejala tertentu ketika terkena gangguan kesehatan ini.
Namun, ada beberapa ciri-ciri jantung bengkak yang jamak dialami penderitanya, antara lain:
Beberapa gejala jantung bengkak di atas umumnya muncul saat jantung gagal memompa darah ke tubuh.
Baca juga: 5 Akibat Serangan Jantung yang Pantang Diabaikan
Selain itu, gejala jantung bengkak juga bisa muncul ketika penderita mengalami serangan jantung. Dilansir dari Mayo Clinic, beberapa tandanya antara lain:
Jika ada beberapa tanda di atas, segera bawa penderita ke penyedia layanan medis darurat terdekat.
Baca juga: 12 Penyebab Serangan Jantung
Lambat laun, jantung dapat mengalami pembengkakan dan merusak otot organ vital tersebut. Berikut beberapa penyebab jantung bengkak:
Terkadang jantung bengkak disebabkan alasan yang tidak diketahui. Penderita bisa merasakan jantungnya tiba-tiba bengkak atau melemah. Kondisi ini dikenal dengan kardiomegali idiopatik.
Kondisi seperti kelainan jantung bawaan, kerusakan akibat serangan jantung, atau detak jantung tidak normal juga dapat menyebabkan jantung bengkak.
Baca juga: Ciri-Ciri Penyakit Jantung Sesuai Jenisnya
Tekanan darah tinggi membuat jantung memompa darah lebih kencang dari kondisi normal. Hal itu bisa membuat otot jantung menebal, membesar, atau melemah.
Kerusakan katup jantung karena rematik, kelainan jantung, infeksi, atau efek samping terapi radiasi kanker juga bisa menyebabkan jantung bengkak.
Timbunan lemak atau plak di pembuluh darah arteri koroner bisa menyebabkan penyempitan arteri. Hal itu menghambat pasokan oksigen yang merupakan bahan bakar untuk pompa jantung.
Infeksi jantung yang umumnya disebabkan oleh virus atau miokarditis dapat menyebabkan jantung bengkak dan gagal jantung.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Serangan Jantung Sesuai Usia
Anemia kronis atau kondisi saat tubuh kekurangan sel darah merah berkepanjangan membuat detak jantung cepat dan tidak beraturan. Imbasnya, jantung harus memompa lebih banyak darah untuk menambal kekurangan oksigen dalam darah.
Kelenjar tiroid yang mengontrol metabolisme tubuh juga bisa menyebabkan pembengkakan jantung. Kelenjar tiroid yang kurang aktif dan terlalu aktif sama-sama bisa jadi penyebab jantung bengkak.
Kelainan yang membuat zat besi menumpuk di dalam tubuh atau hemochromatosis juga dapat berimbas pada jantung. Penumpukan zat besi di jantung dapat melemahkan organ vital ini dan membuat jantung bengkak.
Baca juga: 3 Gejala Serangan Jantung Pada Wanita, Tak Hanya Sakit Dada
Amiloidosis adalah penyakit langka yang dapat menyebabkan protein beredar di dalam darah dan menumpuk di jantung. Penyakit ini bisa menganggu fungsi jantung dan menyebabkan pembengkakan jantung.
Jantung bengkak bisa dideteksi lewat pemeriksaan fisik. Jika dicurigai ada gangguan di jantung, dokter akan merekomendasikan rontgen, tes ekokardiogram, sampai elektrokardiogram.
Cara mengobati jantung bengkak tergantung penyebab mendasar gangguan kesehatan ini.
Selain beragam terapi medis, dokter umumnya juga menyarankan penderita untuk setop merokok, olahraga rutin, diet rendah lemak, dan mejaga kadar kolesterol dan tekanan darah tetap stabil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.