Beberapa aritmia, seperti takikardia, bersifat ringan dan menyebabkan gejala seperti:
Aritmia lainnya dapat mengancam nyawa, termasuk:
Jenis aritmia yang mengancam jiwa ini dapat menjadi penyebab utama kematian selama 24 hingga 48 jam setelah serangan jantung.
Namun, tingkat kelangsungan hidup telah meningkat secara signifikan sejak penemuan defibrilator portabel.
Defibrilator portabel adalah perangkat eksternal yang dapat mengirimkan kejutan listrik ke jantung dan "menyetel ulang" ke ritme yang tepat.
Aritmia ringan biasanya dapat dikontrol dengan obat-obatan seperti beta-blocker.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Jantung Bengkak yang Bisa Mengancam Jiwa
Bradikardia yang lebih menyusahkan yang menyebabkan gejala berulang dan berkepanjangan mungkin perlu diobati dengan alat pacu jantung. Ini adalah perangkat listrik yang ditanamkan dengan operasi di dada untuk membantu mengatur detak jantung.
Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif.
Gagal jantung dapat berkembang setelah serangan jantung jika otot jantung rusak parah. Kondisi ini biasanya terjadi di sisi kiri jantung (ventrikel kiri).
Gejala gagal jantung meliputi:
Baca juga: 12 Penyebab Jantung Bengkak yang Perlu Diwaspadai
Gagal jantung dapat diobati dengan kombinasi obat-obatan dan, dalam beberapa kasus, operasi.
3. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik mirip dengan gagal jantung, tetapi lebih serius.
Syok kardiogenik berkembang ketika otot jantung telah rusak secara ekstensif sehingga tidak dapat lagi memompa cukup darah untuk mempertahankan banyak fungsi tubuh.