KOMPAS.com - Kebanyakan orang sehat buang air besar (BAB) antara tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu.
Ketika tubuh mencerna makanan secara tidak efisien, pola normal BAB seseorang menjadi melambat.
Ketika makanan tersebut bergerak terlalu lambat, usus besar dapat menyerap terlalu banyak air, sehingga menyebabkan tinja keras, kering, dan sulit dikeluarkan.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Susah BAB Saat Puasa
Jika kondisi tersebut menyebabkan feses keras, seseorang mungkin akan mengalami kesulitan buang air besar.
Berikut ini adalah beragam gejala BAB keras yang dapat dikenali:
Melansir Medical News Today, ada banyak masalah berbeda yang dapat memperlambat pencernaan hingga membuat tinja mengeras.
Beberapa penyebab BAB keras paling umum, meliputi:
Seiring bertambahnya usia, perubahan dalam tubuh dapat menyebabkan sembelit.
Kerusakan pada otot-otot dasar panggul dan adanya kerusakan saraf akibat penuaan dapat mempersulit seseorang untuk buang air besar.
Beberapa anak kecil cemas tentang toilet training, terutama jika orang tua atau pengasuh mereka menjadi marah atau tidak sabar.
Baca juga: 5 Buah untuk Melancarkan BAB
Alhasil, anak-anak mungkin akan mengembangkan kecenderungan untuk menahan BAB sampai menjadi terlalu sakit untuk dikeluarkan.
Anak-anak terkadang menghindari BAB karena kecemasan, trauma, atau perubahan dalam rutinitas aktivitas di kamar mandi.
Misalnya, saat mereka memulai masa sekolah. Penghindaran ini dapat menyebabkan feses keras yang sulit dikeluarkan oleh anak.
Anak-anak yang menjadi sangat sembelit bisa mengalami masalah kesehatan lainnya, termasuk wasir.
Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar adalah kondisi kronis yang dapat menyebabkan sembelit dan diare secara bergantian.