KOMPAS.com - Propolis adalah zat mirip getah berwarna cokelat kehijauan yang dihasilkan lebah.
Tekstur lengket propolis ini berasal dari kombinasi getah tanaman atau pohon yang bercampur dengan lilin untuk pelapis sarang lebah.
Seperti madu, khasiat propolis juga telah dimanfaatkan sejak ribuan tahun silam untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Baca juga: Bolehkah Minum Obat Setelah Minum Madu?
Dilansir dari Healthline, bangsa Yunani jamak menggunakan propolis untuk mengobati peradangan bernanah atau abses.
Sedangkan orang Asiria mengoleskan propolis untuk menyembuhkan luka dan melawan infeksi. Sementara itu, bangsa Mesir menggunakannya untuk membalsem mumi.
Hal yang unik dari propolis, kandungan zat ini sangat bervariasi, tergantung lokasi lebah, pohon, dan bunga inang yang diisap.
Misalkan propolis asal Eropa, susunan kimiawinya tidak sama dengan propolis asal Amerika Serikat (AS).
Peneliti hingga kini telah mengidentifikasi lebih dari 300 senyawa dalam propolis. Dari jumlah tersebut, mayoritas senyawanya berbentuk polifenol jenis flavonoid.
Polifenol adalah antioksidan yang ampuh dalam melawan penyakit dan kerusakan di dalam tubuh.
Sebagai antioksidan flavonoid, propolis disebut potensial sebagai zat antibakteri, antivirus, antijamur, dan antiperadangan.
Baca juga: 10 Manfaat Madu untuk Kesehatan Tubuh
Kendati khasiat propolis sekilas menjanjikan, tapi studi zat ini masih terbatas. Berikut beberapa manfaat propolis untuk kesehatan menurut sejumlah penelitian:
Studi pada 2010 menemukan, ekstrak propolis memiliki khasiat melawan virus, terutama virus herpes simpleks tipe 1 biang penyakit herpes yang menyerang bibir dan wajah.
Selain itu, manfaat propolis juga membantu mengobati luka pada herpes kelamin.
Bahkan, ada satu penelitian yang menyebut salep dengan kandungan flavonoid propolis lebih ampuh menyembuhkan luka melepuh herpes kelamin ketimbang salep herpes biasa.
Baca juga: Kenapa Bayi di Bawah 1 Tahun Tak Boleh Diberi Madu?