KOMPAS.com - Dehidrasi terjadi ketika Anda menggunakan atau kehilangan lebih banyak cairan daripada yang Anda konsumsi, dan tubuh Anda tidak memiliki cukup air dan cairan lain untuk menjalankan fungsi normalnya.
Jika Anda tidak mengganti cairan yang hilang, Anda akan mengalami dehidrasi.
Siapa pun bisa mengalami dehidrasi, tetapi kondisinya sangat berbahaya bagi anak kecil dan kelompok lanjut usia (lansia).
Baca juga: 9 Bahaya Tak Minum Air Putih 8 Gelas Sehari
Melansir Mayo Clinic, penyebab paling umum dari dehidrasi pada anak kecil adalah diare dan muntah yang parah.
Sementara, lansia secara alami memiliki volume air yang lebih rendah di tubuh mereka, dan mungkin memiliki kondisi atau minum obat yang meningkatkan risiko dehidrasi.
Ini berarti bahwa penyakit ringan, seperti infeksi yang menyerang paru-paru atau kandung kemih, dapat menyebabkan dehidrasi pada lansia.
Dehidrasi juga dapat terjadi pada semua kelompok usia jika seseorang tidak minum cukup air selama cuaca panas, terutama jika mereka berolahraga dengan penuh semangat.
Anda biasanya dapat membalikkan dehidrasi ringan hingga sedang dengan minum lebih banyak cairan, tetapi dehidrasi parah membutuhkan perawatan medis segera.
Melansir Medical News Today, jika dehidrasi tidak diperiksa, dapat menimbulkan sejumlah komplikasi serius.
Ini termasuk:
Lebih sedikit darah menghasilkan penurunan tekanan darah dan penurunan jumlah oksigen yang mencapai jaringan. Kondisi ini bisa mengancam nyawa.
Baca juga: 7 Penyebab Gula Darah Rendah yang Perlu Diwaspadai
Kejang terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit.
Dehidrasi bisa menimbulkan masalah ginjal, termasuk batu ginjal, infeksi saluran kemih, dan akhirnya gagal ginjal.
Jika tidak minum cukup cairan saat berolahraga dengan berat dan banyak berkeringat, seseorang mungkin akan mengalami cedera panas (heat injury), mulai dari kram panas ringan hingga heat exhaustion yang berpotensi mengancam jiwa (heat stroke).
Baca juga: 11 Gejala Gula Darah Rendah yang Perlu Diwaspadai
Pada dasarnya, situasi atau kondisi apa pun yang menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak air dari biasanya bisa menyebabkan dehidrasi.
Berikut ini penjelasan mengenai bagaimana dehidrasi bisa berkembang:
Berkeringat adalah bagian dari proses pendinginan alami tubuh.
Saat Anda menjadi panas, kelenjar keringat Anda aktif untuk melepaskan kelembapan dari tubuh sebagai upaya untuk mendinginkannya.
Cara kerjanya adalah dengan penguapan.
Saat setetes keringat menguap dari kulit, dibutuhkan sedikit panas.
Semakin banyak keringat yang Anda hasilkan, maka semakin banyak penguapan yang terjadi, dan semakin Anda mendinginkan diri.
Berkeringat juga menghidrasi kulit Anda dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh Anda.
Cairan yang Anda keluarkan sebagai keringan sebagian besar terdiri dari garam dan air.
Keringat berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi karena Anda kehilangan banyak air.
Istilah teknis untuk keringat berlebih adalah hiperhidrosis.
Baca juga: 8 Penyebab Berkeringat Saat Tidur Malam dan Cara Mengatasinya
Penyakit yang menyebabkan muntah atau diare terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi.
Pasalnya, muntah dan diare dapat menyebabkan terlalu banyak air yang dikeluarkan dari tubuh.
Elektrolit penting juga hilang melalui proses ini.
Elektrolit adalah mineral yang digunakan tubuh untuk mengontrol otot, kimia darah, dan proses organ.
Elektrolit ini ditemukan dalam darah, urine, dan cairan lain di dalam tubuh.
Muntah atau diare dapat mengganggu fungsi ini dan menyebabkan komplikasi yang parah, seperti stroke dan koma.
Baca juga: Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya
Jika Anda demam, tubuh Anda kehilangan cairan melalui permukaan kulit Anda sebagai upaya untuk menurunkan suhu tubuh.
Sering kali, demam dapat menyebabkan Anda berkeringat begitu banyak sehingga jika Anda tidak minum untuk mengisi kembali, Anda bisa mengalami dehidrasi.
Buang air kecil adalah cara normal tubuh untuk mengeluarkan zat sisa dan racun dari tubuh.
Beberapa kondisi dapat menyebabkan ketidakseimbangan kimiawi, yang dapat meningkatkan pengeluaran urine Anda.
Jika Anda tidak mengganti cairan yang hilang karena buang air kecil berlebihan, Anda berisiko mengalami dehidrasi.
Lantas, apa saja tanda-tanda dehidrasi?
Melansir Health Line, gejala dehidrasi berbeda-beda, bergantung pada apakah kondisinya ringan atau parah.
Gejala dehidrasi mungkin akan mulai muncul sebelum dehidrasi total terjadi.
Baca juga: 10 Penyebab Urine Keruh, Bisa Jadi Gejala Diabetes hingga Penyakit Ginjal
Beberapa tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai antara lain, yakni:
Tanda dehidrasi nomor 1-10 merupakan tanda dehidrasi ringan hingga sedang.
Sementara, tanda dehidrasi nomor 11-18 termasuk tanda dehidrasi parah atau berat.
Baca juga: 7 Penyebab Urine Berwarna Gelap yang Perlu Diketahui
Dehidrasi parah adalah keadaan darurat medis.
Dapatkan bantuan medis segera jika Anda menunjukkan salah satu dari tanda dan gejala ini.
Anak-anak dan kelompok lansia perlu segera menerima perawatan, meskipun mereka mengalami gejala dehidrasi ringan.
Jika seseorang dari kelompok usia mana pun mengalami gejala berikut, carilah perawatan darurat:
Sebelum memulai tes apa pun, dokter biasanya akan membahas gejala apa pun yang Anda miliki untuk menyingkirkan kondisi lain.
Setelah mengambil riwayat kesehatan Anda, dokter akan memeriksa tanda-tanda vital Anda, termasuk detak jantung dan tekanan darah.
Tekanan darah rendah dan detak jantung yang cepat dapat mengindikasikan dehidrasi.
Dokter mungkin menggunakan tes darah untuk memeriksa tingkat elektrolit Anda, yang dapat membantu mengindikasikan kehilangan cairan.
Tes darah juga dapat memeriksa tingkat kreatinin dalam tubuh Anda. Ini membantu dokter menentukan seberapa baik ginjal Anda berfungsi, sebuah indikator tingkat dehidrasi.
Urinalisis adalah pemeriksaan yang menggunakan sampel urine untuk memeriksa keberadaan bakteri dan kehilangan elektrolit.
Warna urine Anda juga bisa menunjukkan dehidrasi bila dikombinasikan dengan gejala lain.
Urine yang berwarna gelap saja tidak dapat mendiagnosis dehidrasi.
Baca juga: 21 Makanan Penambah Energi yang Baik Dikonsumsi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.