KOMPAS.com – Sleep apnea adalah kondisi yang ditandai dengan gangguan pernapasan saat tidur.
Orang dengan sleep apnea mengalami beberapa kali jeda napas panjang saat mereka tidur.
Penyimpangan pernapasan sementara ini menyebabkan kualitas tidur yang lebih rendah dan memengaruhi suplai oksigen tubuh, yang berpotensi menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius.
Baca juga: 9 Gejala Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Bisa Picu Serangan Jantung
Melansir Sleep Foundation, sleep apnea dapat memengaruhi anak-anak maupun orang dewasa.
Sementara itu, dibanding wanita, pria lebih sering atau rentan mengalami kondisi ini.
Karena prevalensi sleep apnea dan potensi dampak kesehatannya, penting bagi orang-orang untuk mengetahui apa itu sleep apnea dan mengenal jenis, gejala, hingga penyebabnya.
Ada tiga jenis sleep apnea yang dapat dialami seseorang, yakni:
OSA terjadi ketika saluran napas di bagian belakang tenggorokan tersumbat secara fisik.
Kondisi itu dapat menyebabkan sesak napas sementara.
CSA terjadi karena ada masalah dengan sistem otak untuk mengendalikan otot yang terlibat dalam pernapasan.
Baca juga: 10 Dampak Buruk Kurang Tidur yang Perlu Diwaspadai
Hal itu kemudian bisa menyebabkan pernapasan menjadi lebih lambat dan dangkal.
Ketika seseorang memiliki OSA dan CSA pada saat yang sama, ini disebut sebagai mixed sleep apnea atau complex sleep apnea.
Karena penyebab yang mendasarinya berbeda, ada perbedaan penting dalam gejala maupun penyebab OSA dan CSA.
Untuk gejala, ketiga jenis sleep apnea tersebut memiliki gejala umum, seperti:
Baca juga: 19 Cara Mengatasi Sakit Kepala Secara Alami
Banyak dari gejala ini muncul karena kurang tidur dan penurunan kadar oksigen yang terjadi akibat gangguan pernapasan.
Beberapa gejala tambahan terkait dengan obstructive sleep apnea, yankni:
Mendengkur kronis adalah gejala OSA yang paling umum, tetapi itu tidak berarti bahwa setiap orang yang mendengkur mengalami sleep apnea.
Sementara, mendengkur bukanlah gejala yang sering terjadi pada orang dengan CSA.
Secara umum, pengidap sleep apnea tidak menyadari adanya gangguan pernapasan di malam hari.
Oleh karena itu, mereka sering kali hanya mengetahui masalah tersebut dari orang lain, seperti pasangan atau anggota keluarga.
Rasa kantuk di siang hari yang berlebihan adalah gejala yang paling mungkin diperhatikan oleh penderita sleep apnea yang hidup sendiri.
Lantas, apa yang menjadi penyebab sleep apnea?
Baca juga: 10 Makanan untuk Mengatasi Sulit Tidur
Melansir Mayo Clinic, penyebab sleep apnea dapat diidentifikasi menurut jenisnya.
Berikut ini yang dapat dipahami:
1. Obstructive sleep apnea
OSA terjadi ketika otot di bagian belakang tenggorokan terlalu rileks.
Otot-otot ini menopang langit-langit lunak, potongan jaringan berbentuk segitiga yang tergantung dari langit-langit lunak (uvula), amandel, dinding samping tenggorokan, dan lidah.
Saat otot mengendur, saluran napas Anda menyempit atau menutup saat Anda menarik napas.
Alhasil, Anda tidak bisa mendapatkan cukup udara yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah.
Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Tenggorokan Secara Alami
Otak Anda merasakan ketidakmampuan Anda untuk bernapas dan untuk sesaat membangunkan Anda dari tidur, sehingga Anda dapat membuka kembali jalan napas Anda.