Bangun dari tidur ini biasanya terjadi sangat singkat, sehingga penderita sering tidak mengingatnya.
Anda mungkin mendengkur, tersedak, atau megap-megap.
Pola ini dapat berulang 5 hingga 30 kali atau lebih setiap jam, sepanjang malam, mengganggu kemampuan Anda untuk mencapai fase tidur yang nyenyak dan lelap.
2. Central sleep apnea
Bentuk sleep apnea yang kurang umum ini terjadi ketika otak Anda gagal mengirimkan sinyal ke otot pernapasan Anda.
Ini berarti Anda tidak berusaha bernapas dalam waktu singkat.
Anda mungkin terbangun dengan sesak napas atau kesulitan untuk tidur atau tertidur.
Sleep apnea dapat menyerang siapa saja, bahkan anak-anak.
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
Tetapi faktor-faktor tertentu meningkatkan risiko Anda.
1. Obstructive sleep apnea
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko bentuk sleep apnea ini meliputi:
Obesitas sangat meningkatkan risiko sleep apnea.
Timbunan lemak di sekitar saluran napas bagian atas dapat menghalangi pernapasan Anda.
Orang dengan leher lebih tebal mungkin memiliki saluran udara yang lebih sempit.
Anda mungkin mewarisi tenggorokan yang sempit.
Amandel atau kelenjar gondok juga bisa membesar dan menyumbat jalan napas, terutama pada anak-anak.
Baca juga: Sakit Tenggorokan: Penyebab, Gejala, hingga Cara Mengatasinya
Pria dua hingga tiga kali lebih mungkin mengalami sleep apnea daripada wanita.
Namun, wanita meningkatkan risikonya jika mereka kelebihan berat badan, dan risikonya juga tampaknya meningkat setelah menopause.
Sleep apnea terjadi secara signifikan lebih sering pada orang dewasa yang lebih tua.
Memiliki anggota keluarga dengan sleep apnea dapat meningkatkan risiko Anda.
Zat ini mengendurkan otot-otot di tenggorokan Anda, yang dapat memperburuk obstructive sleep apnea.
Perokok tiga kali lebih mungkin mengalami obstructive sleep apnea dibandingkan orang yang tidak pernah merokok.
Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik
Merokok dapat meningkatkan jumlah peradangan dan retensi cairan di saluran napas bagian atas.
Jika Anda mengalami kesulitan bernapas melalui hidung, baik karena masalah anatomi atau alergi kemungkinan besar Anda akan mengembangkan obstructive sleep apnea.
Gagal jantung kongestif, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan penyakit Parkinson adalah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko obstructive sleep apnea.
Sindrom ovarium polikistik, gangguan hormonal, stroke sebelumnya, dan penyakit paru-paru kronis seperti asma juga dapat meningkatkan risiko.
Baca juga: 7 Gejala Gagal Jantung yang Perlu Diwaspadai
2. Central sleep apnea
Faktor risiko bentuk sleep apnea ini meliputi:
Orang paruh baya dan lanjut usia memiliki risiko lebih tinggi terkena central sleep apnea.
Central sleep apnea lebih sering terjadi pada pria daripada pada wanita.