KOMPAS.com - Mengonsumsi makanan yang sama setiap hari tentu terasa membosankan, bukan?
Itu sebabnya, kita perlu memberikan variasi pada pola makan kita.
Bahkan, ahli kesehatan pun menyarankan kita untuk menggonta-ganti menu makan agar kebutuhan nutrisi kita terjaga.
"Mengonsumsi makanan yang bervariasi tak hanya membuat rutinitas makan menjadi menarik dan segar. Cara ini juga memberikan manfaat nutrisi yang mengesankan," ucap ahli diet Beth Czerwony.
Baca juga: Olahraga di Usia Senja Tingkatkan Risiko Cedera, Begini Solusinya
Berikut berbagai manfaat menggonta-ganti menu makan harian kita:
Mengonsumsi makanan yang sama meningkatkan peluang kita untuk kehilangan nutrisi.
Misalnya, kacang mete dan kacang pinus merupakan sumber magnesium yang baik.
Baca juga: Berhenti Konsumsi Gula Tambahan Selama 30 Hari, Ini Manfaatnya untuk Tubuh
Tetapi jika Anda tidak pernag makan biji bunga matahari dan hazelnut, Anda mungkin kekurangan vitamin E.
Aturan yang sama berlaku untuk warna makanan. Setiap warna makanan juga membawa manfaat nutrisi yang berbeda dan penting untuk kesehatan tubuh.
Misalnya, sayuran dan buah-buahan hijau memberi Anda banyak fitonutrien nabati seperti klorofil.
Baca juga: 5 Efek Samping Teh Detoks: Apa yang Harus Diwaspadai Sebelum Mengonsumsinya?
Tetapi Anda mungkin kekurangan fitonutrien dari makanan nabati merah, oranye, kuning, dan biru atau ungu.
Jadi, pastikan untuk mengisi setengah piring Anda dengan buah dan sayuran, lalu tambahkan biji-bijian dan protein.
Cobalah untuk menambahkan variasi warna baru ke dalam pola makan kita seperti kembang kol ungu, asparagus putih, ubi jalar dan wortel berwarna pelangi.
Baca juga: Bolehkah Mengonsumsi Daun Kelor Setiap Hari? Berikut Penjelasannya…
Jika Anda tidak yakin harus mulai dari mana, konsultasikan dengan ahli diet.
Mengonsumsi makanan bergizi dengan banyak variasi dapat menurunkan risiko kematian.
Riset yang menguji 59.000 wanita menemukan mereka yang menggonta-ganti makanan 16 hingga 17 makanan sehat memiliki risiko kematian 42 persen lebih rendah.
Menurut peneliti, variasi makanan sama pentingnya dengan membatasi makanan yang tidak sehat.
Jadi, alih-alih hanya berfokus pada membatasi makanan yang tak sehat, pastikan untuk meningkatkan variasi nutrisi dalam makanan Anda dengan mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian, lemak sehat dan protein tanpa lemak.
Baca juga: Bahaya Fenomena Fajar untuk Pasien Diabetes dan Cara Mengatasinya
Dalam sebuah penelitian, para peneliti membandingkan dua kelompok pria dan wanita, usia 40 hingga 69 tahun.
Kelompok pertama memasukkan berbagai makanan ke dalam pola diet mereka seperti ikan, sayuran, rumput laut, buah-buahan, kacang-kacangan, dan sejenisnya.
Kelompok kedua mengonsumsi makanan dengan variasi terbatas. Dari analisis data, terbukti bahwa mereka yang sering menggonta-ganti makanan memiliki risiko sindrom metabolik yang lebih rendah.
Baca juga: 10 Manfaat Kopi Hitam bagi Wanita: Turunkan Berat Badan, Cegah Depresi
Sindrom metabolik merupakan faktor risiko terjadinya obesitas, peningkatan kadar kolesterol, dan kadar glukosa, meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Sering menggonta-ganti makanan membantu meningkatkan keragaman bakteri baik di usus.
Keragaman bakteri baiik pada pencernaan membantu meningkatkan kesehatan tubuh dan membantu menurunkan berat badan.
Salah satu cara terbaik untuk mencapai bakteri usus yang diubah ini adalah dengan mengonsumsi berbagai buah dan sayuran dalam berbagai warna dalam makanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.