Bayi yang hanya mendapat ASI selama 6 bulan pertama cenderung kekurangan zat besi sebab ASI tidak memiliki banyak zat besi.
2. Perubahan tubuh
Saat tubuh mengalami percepatan tumbuhan, dibutuhkan lebih banyak zat besi untuk membuat lebih banyak sel darah merah.
Baca juga: Anemia Sideroblastik: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi
Banyaknya kebutuhan zat besi saat pertumbuhan idealnya diimbangi dengan asupan zat besi yang sama banyak.
3. Masalah saluran pencernaan
Penyerapan zat besi yang buruk sering terjadi setelah tindakan operasi area gastrointestinal.
Saat Anda mengonsumsi makanan kayak zat besi, sebagian besar zat besi diserap di usus kecil bagian atas.
Apabila terjadi kelainan pada saluran gastrointestinal mungkin akan mengubah penyerapan zat besi dan menyebabkan anemia defisiensi besi.
4. Kehilangan darah
Kondisi kehilangan darah bisa menyebabkan penurunan zat besi.
Penyebab kehilangan darah bisa beraneka ragam seperti menstruasi, cedera, atau pendarahan area gastrointestinal.
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah anak menderita anemia defisiensi besi adalah melalui tes darah dan berkonsultasi dengan dokter.
Tes darah secara periodik diperlukan agar anak bisa mendapatkan screening darah secara memadai.
Screening secara rutin dilakukan karena anemia sering terjadi pada anak-anak dan sering kali tidak bergejala.
Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Ini 5 Bahaya Anemia
The American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan screening anemia dengan tes darah hemoglobin dimulai dari bayi usia 9-12 bulan.