Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingkah Memberi Suplemen Vitamin D untuk Bayi?

Kompas.com - 24/01/2021, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Vitamin D ternyata tak hanya bermanfaat untuk orang dewasa saja.

Bahkan, bayi yang baru lahir pun juga bisa mendapatkan manfaat kesehatan dengan mengonsumsi vitamin D yang cukup.

Dokter anak Kylie Liermann juga menyarankan orangtua memberikan vitamin D yang cukup untuk si kecil setiap harinya.

Pasalnya, vitamin D sangat penting untuk kesehatan tulang dan gigi bayi.

Baca juga: Kapan Saat yang Tepat Memberikan Makanan Padat Pada Bayi?

“Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan penyakit tulang rapuh yang disebut rakhitis,” kata Liermann.

Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium untuk membentuk dan memperkuat tulang.

Tanpa vitamin D, seorang anak lebih rentan mengalami patah tulang dan masalah pertumbuhan.

Tubuh juga membutuhkan vitamin D untuk perkembangan otak dan kesehatan sistem kekebalan tubuh.

“Vitamin D diperlukan untuk banyak fungsi, dan sulit untuk mencukupi kebutuhan vitamin D tanpa suplemen,” kata Liermann.

Apakah bayi yang masih menyusui membutuhkan asupan vitamin D?

Kita sering mendengar bahwa ASI adalah makanan yang lengkap, mengandung segala yang dibutuhkan bayi.

Tetapi, riset menunjukkan bahwa ASI tidak mengandung vitamin D yang cukup.

Bayi harus mendapatkan vitamin D mulai dalam beberapa hari pertama kehidupan,” kata Liermann.

Susu formula bayi mengandung vitamin D, tetapi itu tidak cukup untuk kebutuhannya.

“Bayi yang diberi susu formula membutuhkan suplemen vitamin D sampai mereka mengonsumsi satu liter susu formula setiap hari,” kata Liermann.

Bayi baru lahir, dalam beberapa bulan pertama kehidupan, tidak mengonsumsi cukup susu formula untuk mendapatkan asupan vitamin D harian yang disarankan.

Kabar baiknya, ibu yang mengonsumsi cukup vitamin D mampu menghasilkan ASI dengan kandungan vitamin D yang memadai untuk kebutuhan bayi.

"Tetapi para ibu harus berkonsultasi dengan dokter anak ntuk menentukan apakah ini pilihan yang tepat untuk mereka,” saran Liermann.

Baca juga: Kapan Jenis Kelamin Bayi Bisa Diketahui?

Berapa banyak vitamin D yang dibutuhkan untuk bayi?

American Academy of Pediatrics merekomendasikan asupan harian 400 IU untuk bayi.

“Beberapa suplemen mengandung 400 IU dalam satu tetes, tetapi ada juga yang mengandung 400 IU dalam satu tetes,” kata Liermann.

Akan tetapi, apa pun suplemen yang Anda pilih, pastikan aman untuk bayi dan gunakan sesuai petunjuk.

Tanda-tanda kekurangan vitamin D pada bayi

Sangat sulit menentukan apakah bayi mengalami kekurangan vitamin D.

Pasalnya, kelelahan dan nyeri otot adalah gejala yang umum dirasakan saat seseorang kekurangan vitamin D.

Namun, bayi tidak bisa memberitahukan kondisi tubuhnya.

Selain itu, tanda-tanda kekurangan vitamin D mungkin baru muncul berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian.

Untuk berjaga-jaga, orangtua harus memeriksakan bayinya saat mengalami hal berikut:

  • sering jatuh sakit atau mengalami infeksi
  • pertumbuhan yang buruk
  • sering patah tulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau