Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/02/2021, 08:08 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Tes buta warna umumnya dipakai sebagai prasyarat untuk mengisi posisi pekerjaan atau menjalani bidang pekerjaan tertentu.

Antara lain teknisi listrik, pilot, seniman, desainer, atau bidang pekerjaan yang membutuhkan kejelian membedakan warna.

Seperti diketahui, tes buta warna adalah cara atau prosedur yang digunakan dokter mata untuk menentukan apakah ada indikasi defisiensi warna saat seseorang melihat sekitarnya.

Baca juga: Apakah Buta Warna Bisa Disembuhkan?

Dilansir All About Vision, terdapat dua jenis utama tes buta warna. Yakni, tes penapisan (screening) untuk mendeteksi buta warna dan tes kuantitatif untuk melihat keparahan buta warna.

Berikut beberapa jenis tes buta warna yang jamak digunakan dokter mata atau ahli kesehatan mata:

1. Tes buta warna Ishihara

Jenis tes buta warna paling umum adalah ishihara. Tes ini diciptakan dokter mata asal Jepang bernama Shinobu Ishihara pada 1917 silam.

Tes warna ishihara menggunakan sebuah buklet dengan beberapa halaman. Setiap halaman memuat pola melingkar atau pelat yang terdiri atas banyak titik yang punya berbagai warna, tingkat kecerahan, dan ukuran.

Titik berwarna ini dibuat acak dan diatur sedemikian rupa, sehingga orang normal atau tanpa gangguan buta warna bisa dengan mudah mengenali satu atau dua angka dari titik-titik pola warna yang terbentuk.

Bagi orang buta warna, mereka tidak bisa atau kesulitan mengenali bentuk suatu angka dari titik-titik pola warna itu.

Tes buta warna ishihara ada yang berisi 38 pelat atau halaman, 24 halaman, atau 14 halaman.

Mengingat tes ini mengharuskan orang mengidentifikasi angka atau nomor, orang yang buta huruf atau anak kecil umumnya tidak diberikan tes ini.

Baca juga: 8 Alasan Merokok Dapat Merusak Kesehatan Mata

Baca juga: Apa itu Operasi Lasik Mata?

2. Tes buta warna Cambridge

Dilansir dari WebMD, tes buta warna cambrigde mirip dengan tes ishihara. Bedanya, orang dites dengan komputer.

Orang yang mengikuti tes buta warna ini diminta menemukan bentuk “C” dari kombinasi warna berbeda-beda dan dibuat acak.

Saat sudah melihat pola tersebut, orang yang dites diminta menekan salah satu dari empat tombol.

3. Tes buta warna anomaloskop

Melansir laman resmi Coloblindor, tes buta warna ini dikembangkan ahli pada abad ke-20.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau