Nyeri akibat GERD mungkin terasa lebih buruk setelah makan dan saat berbaring.
Tukak lambung adalah luka yang terbentuk di lapisan lambung.
Tukak lambung dapat terjadi karena infeksi bakteri atau karena efek samping dari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Tukak lambung dapat menyebabkan nyeri di mana saja di antara tulang dada dan pusar.
Nyeri ini mungkin akan lebih buruk saat perut kosong dan bisa mereda setelah makan.
Baca juga: Kenapa Asam Lambung Perlu Diwaspadai?
6. Cedera atau ketegangan
Cedera atau ketegangan yang melibatkan dada dapat menyebabkan nyeri dada terjadi.
Cedera dapat terjadi karena kecelakaan atau karena penggunaan yang berlebihan.
Beberapa kemungkinan penyebabnya termasuk hal-hal seperti ketegangan otot atau cedera tulang rusuk.
Nyeri bisa bertambah parah saat menggerakkan atau meregangkan area yang terkena.
7. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang terjadi di kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru.
Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Nyeri akibat pneumonia bisa bertambah parah karena batuk atau bernapas dalam-dalam.
Saat mengalami pneumonia, seseorang juga mungkin menunjukkan demam, menggigil, dan napas pendek.
Baca juga: 6 Efek Pneumonia pada Tubuh yang Layak Diantisipasi
8. Pleurisi
Melansir Medical News Today, pleuritis terjadi ketika selaput yang melapisi paru-paru di dalam rongga dada (pleura) menjadi bengkak dan meradang.
Pleuritis bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk infeksi, kondisi autoimun, atau kanker.
Nyeri dada pada pleuritis mungkin terasa lebih buruk saat bernapas dalam-dalam, batuk, atau bersin.
Penerita mungkin juga mengalami demam, napas pendek, atau menggigil.
9. Batu empedu
Batu empedu terjadi ketika cairan pencernaan mengeras di dalam kantong empedu, menyebabkan rasa sakit.
Penderita mungkin akan merasakan sakit batu empedu di bagian kanan atas perut, tetapi juga bisa menyebar ke area bahu atau tulang dada.
Baca juga: 5 Gejala Batu Empedu yang Perlu Diwaspadai