KOMPAS.com - Pernahkan Anda menghabiskan sekantung makanan tanpa sadar lalu merasa ingin kembali memakannya lagi?
Makan hidangan tertentu secara berlebihan bukan berarti kita rakus. Bisa jadi, makanan yang kita konsumsi memang bisa menyebabkan kecanduan.
Hal semacam ini biasanya terjadi ketika kita mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan olahan.
Makanan olahan yang sangat adiktif ini dapat meningkatkan gula darah, membajak kimiawi otak, dan mendorong Anda untuk mengonsumsinya lebih banyak lagi.
Mengonsumsi makanan tersebut secara berlebihan dapat berubah menjadi kebiasaan.
Pada akhirnya, hal ini bisa membuat Anda merasa mual dan berpotensi mengalami obesitas.
Baca juga: Bahaya dan Risiko Konsumsi Kecambah
Menurut psikolog klinis Susan Albers, kecanduan makanan bukanlah diagnosis medis resmi, meskipun hal ini bisa memicu gangguan medis termasuk obesitas dan gangguan makan berlebihan atau binge eating.
“Banyak penelitian membuktikan makanan memang membuat ketagihan,: ycap Abers.
Makanan tertentu menerangi pusat kesenangan di otak Anda dan memicu pelepasan bahan kimia yang membuat Anda merasa nyaman seperti dopamin, seperti halnya zat adiktif lainnya.
Pada orang yang lebih cenderung kecanduan, bahan kimia tersebut dapat mengalahkan sinyal lain dari otak yang memberi tahu bahwa mereka kenyang atau puas.
Hal ini dapat menyebabkan siklus makan berlebihan.
"Seiring waktu, hal ini mungkin bisa memicu toleransi terhadap makanan yang membuat mereka kecanduan, " kata Albers.
Orang yang telah mengalami kecanduan makanan biasanya perlu makan lebih banyak untuk merasakan tingkat kesenangan yang sama.
Dan meskipun mereka menyadari konsekuensi negatif dari makan berlebihan, mereka tetap akan merasa sulit untuk menghentikan kebiasaan tersebut.
Makanan yang berpotensi memicu kedanduan biasanya mengandung karbohidrat tinggi dan lemak.
Berikut beberapa jenis makanan yang bisa memicu kecanduan:
Baca juga: B.1.1.7, Varian Baru Virus Corona yang Lebih Menular dan Mematikan