Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Efek Stroke pada Tubuh yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 24/03/2021, 10:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Anda mungkin perlu lebih banyak beristirahat setelah melakukan aktovitas dan rehabilitasi.

Baca juga: 11 Gejala Gula Darah Rendah yang Perlu Diwaspadai

5. Sistem pencernaan

Selama pemulihan awal stroke, Anda biasanya tidak akan dapat seaktif biasanya.

Anda mungkin juga menggunakan obat yang berbeda.

Sembelit adalah efek samping umum dari beberapa obat penghilang rasa sakit, tidak minum cukup cairan, atau tidak aktif secara fisik.

Stroke mungkin juga memengaruhi bagian otak yang mengontrol usus Anda.

Hal ini pun dapat menyebabkan inkontinensia, yang berarti hilangnya kendali atas fungsi usus besar.

Ini lebih sering terjadi pada tahap pemulihan awal dan sering meningkat seiring waktu.

6. Sistem urinari atau perkemihan

Kerusakan akibat stroke dapat pula menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan otot yang mengontrol kandung kemih.

Baca juga: 10 Penyebab Mengompol pada Orang Dewasa

Jika ini terjadi, Anda mungkin perlu lebih sering ke kamar mandi atau buang air kecil saat tidur (mengompol), saat batuk, atau tertawa.

Seperti inkontinensia usus, ini biasanya merupakan gejala awal yang dapat membaik seiring waktu.

7. Sistem reproduksi

Stroke tidak secara langsung mengubah cara kerja sistem reproduksi Anda.

Tapi, stroke dapat mengubah bagaimana Anda merasakan seks dan perasaan Anda tentang tubuh.

Depresi, penurunan kemampuan berkomunikasi, dan pengobatan tertentu juga dapat menurunkan garirah Anda untuk melakukan aktivitas seksual akibat stroke.

Salah satu masalah fisik yang dapat memengaruhi kehidupan seks Anda adalah kelumpuhan.

Melakukan aktivitas seksual masih memungkinkan, tetapi Anda dan pasangan kemungkinan besar perlu melakukan penyesuaian.

Mengingat dampaknya, stroke kiranya tak bisa dianggap remah.

Kesempatan terbaik untuk mengurangi kerusakan akibat stroke adala mendapatkan perawatan medis secepat mungkin.

Baca juga: 5 Buah yang Bagus untuk Kesehatan Otak

Faktor risiko stroke yang perlu dikenali

Melansir Mayo Clinic, ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke pada seseorang.

Ini mungkin termasuk:

(Faktor risiko gaya hidup)

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Ketidakaktifan fisik
  • Minum alkohol berat atau pesta minuman keras
  • Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin

(Faktor risiko medis)

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Merokok atau menjadi perokok pasif
  • Kolesterol tinggi
  • Diabetes
  • Sleep apnea obstruktif
  • Penyakit kardiovaskular, termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung atau irama jantung yang tidak normal, seperti fibrilasi atrium
  • Riwayat stroke pribadi atau keluarga, serangan jantung, atau serangan iskemik transien
  • Infeksi covid-19

Sementara itu, berikut ini adalah beberapa faktor lain terkait dengan risiko stroke yang lebih tinggi:

  • Usia - Orang yang berusia 55 atau lebih memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke daripada orang yang lebih muda.
  • Jenis Kelamin - Pria memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan wanita. Wanita biasanya lebih tua ketika mereka mengalami stroke, dan mereka lebih mungkin meninggal karena stroke daripada pria
  • Hormon - Penggunaan pil KB atau terapi hormon yang mengandung estrogen meningkatkan risiko

Baca juga: Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Tubektomi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau