KOMPAS.com - Manfaat puasa untuk kesehatan fisik memang bukan rahasia lagi.
Namun, tahukah Anda bahwa puasa juga bermanfaat untuk kesehatan mental?
Penelitian membuktikan bahwa puasa juga memiliki segudang manfaat untuk kesehatan mental.
Berikut manfaat puasa untuk kesehatan mental:
Puasa mengaktifkan proses penting yang disebut autophagy, di mana otak Anda “membuang sampah” yang menumpuk sepanjang hari.
Proses pembersihan diri ini membantu mendetoksifikasi otak, membersihkan sel-sel tua dan rusak, serta menyapu kotoran.
Hal ini juga mendorong regenerasi sel yang baru dan sehat.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa masalah autofagi telah dikaitkan dengan penyakit Alzheimer, depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan neuropsikiatri lainnya.
Baca juga: Mengenal Macam-Macam Kelompok Gejala Covid-19
Riset dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics membuktikan membatasi jam makan telah terbukti secara signifikan meningkatkan daya ingat.
Dalam studi ini, setelah 4 minggu puasa intermiten, kinerja pada tugas perencanaan tata ruang dan memori kerja meningkat secara signifikan.
Penelitian tambahan pada hewan telah menemukan bahwa puasa meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat.
Penelitian di Journal of Nutrition Health & Aging menemukan bahwa setelah 3 bulan puasa intermiten, partisipan melaporkan suasana hati yang membaik dan penurunan ketegangan, kemarahan, dan kebingungan.
Studi lain di tahun 2018 yang menyelidiki strategi penurunan berat badan menemukan bahwa puasa dikaitkan dengan peningkatan signifikan dalam kesejahteraan emosional dan depresi.
Peradangan kronis telah dikaitkan dengan banyak gangguan otak, termasuk depresi, gangguan bipolar, gangguan obsesif kompulsif (OCD), skizofrenia, penyakit Alzheimer, dan banyak lagi.
Riset dalam Nutrition Research menunjukan puasa mengurangi peradangan, yang bermanfaat kuat untuk kesehatan otak dan mental Anda.
Baca juga: 7 Tips Puasa untuk Ibu Hamil agar Kehamilan Tetap Aman
Penelitian dalam Jurnal Neurology membuktikan gula darah tinggi terkait dengan hipokampus yang lebih kecil, struktur berbentuk kuda laut di lobus temporal yang terkait dengan suasana hati, pembelajaran, dan memori.
Kabar baiknya, puasa dapat memicu peningkatan sensitivitas insulin, yang membantu mencegah kadar gula darah tinggi dan diabetes tipe 2.
Puasa membantu mengurangi tekanan darah saat tidur yang baik untuk kesehatan otak Anda.
Memiliki hipertensi atau pra-hipertensi menurunkan aliran darah ke otak.
Aliran darah rendah bisa memicu depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, ADD / ADHD, cedera otak traumatis, penyalahgunaan zat, pikiran untuk bunuh diri, dan banyak lagi.
Selain itu, aliran darah rendah adalah prediktor pencitraan otak bahwa seseorang akan mengembangkan penyakit Alzheimer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.