KOMPAS.com – Mual adalah istilah untuk menggambarkan ketidaknyamanan pada perut dan sensasi ingin muntah.
Banyak kondisi yang bisa menjadi penyebab mual. Sebagian besarnya adalah masalah pencernaan.
Berdasarkan waktu berlangsungnya, mual secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni mual akut dan mual kronis.
Baca juga: 11 Penyebab Mual dan Cara Mengatasinya
Mual akut adalah mual yang berlangsung kurang dari sebulan. Dalam kebanyakan kasus, mual jenis ini hanya berlangsung beberapa hari.
Infeksi seperti gastroenteritis adalah penyebab umum mual akut.
Sedangkan mual yang konstan atau mual kornis adalah mual yang berlangsung lebih dari sebulan.
Selama waktu ini, kejadian mual mungkin datang dan pergi, serta hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam sehari.
Dalam kasus lain, penderita mungkin akan mengalami mual hampir sepanjang waktu.
Mual kronis juga bisa bertambah buruk seiring waktu, seperti dalam kasus penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux (GER).
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab sering mual atau mual kronis yang umum terjadi untuk dapat diwaspadai:
1. Kehamilan
Banyak orang mungkin sudah mengetahui bahwa mual dan muntah adalah gejala umum kehamilan.
Kejadian mual pada kasus kehamilan sering disebut morning sickness, meski sebenarnya bisa terjadi kapan saja sepanjang hari.
Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?
Melansir Health Line, mual selama kehamilan tidak berbahaya bagi bayi Anda. Hal ini sering mulai hilang pada minggu ke 16 kehamilan.
Mual selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan hormonal.
Anda lebih mungkin mengalami morning sickness jika:
Dalam kasus yang jarang terjadi, wanita dapat mengembangkan jenis morning sickness yang parah yaitu hiperemesis gravidarum.
Baca juga: 7 Tips Puasa untuk Ibu Hamil agar Kehamilan Tetap Aman
Kondisi ini bisa menyebabkan dehidrasi parah dan penurunan berat badan. Mungkin memerlukan rawat inap dan perawatan dengan cairan intravena.
2. GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi saat cincin otot tempat perut dan esofagus bertemu menjadi lemah atau terlalu rileks.
Hal ini dapat menyebabkan isi perut Anda, terutama asam lambung sering bocor atau naik ke kerongkongan.
Gejala GERD yang paling umum adalah heartburn secara teratur, meskipun tidak semua penderita GERD mengalami hal ini.
Gejala GERD lainnya termasuk:
Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD
Faktor risiko GERD meliputi:
3. Pankreatitis
Pankreatitis adalah penyebab lain mual terus-terusan yang bisa Anda alami.
Pankreatitis merupakan peradangan yang terjadi di pankreas.
Pankreas sendiri adalah organ kecil yang salah satunya berfungsi mengeluarkan enzim untuk membantu Anda mencerna makanan.
Baca juga: 12 Penyebab Pankreatitis (Radang Pankreas) yang Perlu Diwaspadai
Anda dapat menderita pankreatitis akut atau pankreatitis kronis.
Jenis akut berlangsung selama beberapa hari, tetapi pankreatitis kronis dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
Gejala pankreatitis yang dapat terjadi, meliputi:
Peminum berat, merokok, dan obesitas merupakan faktor risiko pankreatitis.
Anda juga lebih mungkin terkena pankreatitis jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut.
4. Gastroparesis
Gastroparesis adalah suatu kondisi yang memengaruhi pergerakan normal otot di lambung Anda.
Biasanya, gerakan atau kontraksi otot lambung yang kuat dapat mendorong makanan ke usus.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Sakit Tenggorokan Akibat Asam Lambung
Gastroparesis memperlambat kontraksi ini, yang membuat lambung Anda tidak dapat dikosongkan dengan benar.
Penyebab gastroparesis belum diketahui secara pasti, tetapi biasanya karena kerusakan saraf vagus yang mengontrol otot perut Anda.
Kondisi ini dilaporkan lebih sering terjadi pada wanita.
Gastroparesis sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun.
Jika ya, gejala biasanya meliputi:
Baca juga: 6 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Lambung
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gastroparesis meliputi:
5. Hepatitis
Hepatitis adalah salah satu jenis peradangan hati.
Ada lima jenis utama, yakni: hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E, yang semuanya dapat menjadi penyebab mual.
Hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitits C adalah jenis yang paling umum terjadi di beberapa negara.
Baca juga: 6 Penyebab Hepatitis A yang Perlu Diwaspadai
Untuk saat ini, vaksinasi tersedia untuk hepatitis A dan hepatitis B.
Hepatitis A dan hepatitis E biasanya disebabkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi.
Sedangkan hepatitis B, hepatitis C, dan hepatitis D biasanya disebabkan oleh kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah atau tinja.
Dalam beberapa kasus, terutama pada hepatitis A, kondisinya bisa hilang dengan sendirinya.
Tetapi jika tidak hilang dan tidak diobati, hepatitis dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati.
Gejala hepatitis lainnya meliputi:
6. Gangguan kecemasan
Adalah hal yang normal jika seseorang merasa mual ketika sedang gugup atau stres.
Namun, beberapa jenis kecemasan bisa berlangsung lama dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
Baca juga: 14 Penyebab Mual Setelah Makan dan Cara Mengobatinya
Meskipun gangguan kecemasan sering dianggap memengaruhi emosi, gangguan tersebut juga dapat menyebabkan gejala fisik, seperti mual yang terus-menerus.
Gejala gangguan kecemasan lainnya yang mungkin terjadi, termasuk:
7. Ulkus peptik
Ulkus peptik adalah luka terbuka yang terjadi di lapisan lambung (ulkus gastrik) atau usus kecil (ulkus duodenal).
Infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) merupakan penyebab ulkus peptik tersering.
Ulkus peptik juga dapat disebabkan oleh penggunaan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) jangka panjang.
Baca juga: 12 Gejala GERD pada Bayi dan Anak yang Perlu Diwaspadai
Menurut Mayo Clinic, sekitar 75 persen penderita ulkus peptik tidak memiliki gejala.
Sakit perut yang bisa bertambah parah di antara waktu makan dan malam hari adalah gejala yang paling umum.
Gejala ulkus peptik lainnya yang bisa terjadi mungkin termasuk:
8. Penyakit kantung empedu
Kantung empedu adalah organ yang berfungsi melepaskan empedu ke usus kecil.
Empedu sendiri adalah cairan pencernaan yang membantu memecah lemak dari makanan yang dimakan.
Baca juga: Batu Empedu Sakitnya di Mana?
Penyakit kantung empedu dapat berupa infeksi, batu empedu, peradangan, dan penyumbatan.
Bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan penyakit, penderitanya mungkin saja membutuhkan pengangkatan seluruh kandung empedu.
Gejala penyakit kantung empedu yang bisa terjadi termasuk:
Jika mual Anda berlangsung lebih dari sebulan, penting bagi Anda untuk menemui dokter Anda.
Meskipun mual Anda bukan disebabkan oleh kondisi yang lebih serius, dokter mungkin dapat meresepkan jenis perawatan yang tepat untuk Anda.
Baca juga: 10 Gejala Muntah Darah yang Perlu Diwaspadai
Anda juga penting untuk dapat menemui dokter jika mangalami mual tidak terlalu sering, tapi mendapati beberapa kejadian ini:
Sementara itu, segera cari perawatan jika Anda mengalami mual dan:
Perawatan untuk mual Anda akan bergantung pada penyebab yang mendasari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.