Jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah, Anda lebih mungkin terinfeksi Salmonella dibandingkan orang lain yang sehat.
Gejala keracunan makanan Salmonella sering kali datang dengan cepat, yakni biasanya dalam waktu 8 hingga 72 jam setelah mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Gejala bisa agresif dan bisa berlangsung hingga 48 jam.
Gejala infeksi Salmonella khas selama tahap akut ini meliputi:
Baca juga: 9 Penyebab BAB Berdarah yang Perlu Diwaspadai
Dehidrasi akibat diare merupakan masalah serius, terutama pada anak-anak dan bayi.
Anak yang masih sangat kecil bisa mengalami dehidrasi parah hanya dalam satu hari. Ini bisa menyebabkan kematian.
Untuk mendiagnosi infeksi Salmonella, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Dokter mungkin memeriksa apakah perut pasien terasa empuk.
Dokter mungkin juga mencari ruam dengan bintik-bintik merah muda kecil di kulit pasien.
Jika bintik-bintik ini disertai demam tinggi, hal itu bisa mengindikasikan bentuk infeksi Salmonella serius yang disebut demam tifoid.
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan tes darah atau kultur feses. Tes ini untuk mencari bukti dan sampel sebenarnya dari bakteri Salmonella di tubuh pasien.
Baca juga: 7 Penyebab Nyeri Punggung Bawah dan Diare yang Terjadi Bersamaan
Pengobatan utama untuk infeksi Salmonella adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang saat penderita mengalami diare.
Orang dewasa harus banyak minum air putih.
Untuk penanganan pada anak-anak, dokter anak mungkin akan menyarankan minuman rehidrasi khusus untuk anak-anak.
Selain menambah asupan air, penderita infeksi Salmonella juga perlu mengubah pola makan dengan hanya memasukkan makanan yang mudah dicerna.