KOMPAS.com - Bakteri tertentu dalam kelompok Salmonella dapat menyebabkan infeksi Salmonella.
Bakteri ini hidup di usus manusia dan hewan.
Infeksi Salmonella pada manusia bisa terjadi akibat mengonsumsi makanan atau air yang telah terkontaminasi tinja yang terinfeksi bakteri ini.
Baca juga: Infeksi E. coli: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah
Infeksi Salmonella gastrointestinal (saluran pencernaan bagian atas) biasanya memengaruhi usus kecil. Kondisi ini juga disebut salmonella enterocolitis atau enteric salmonellosis.
Infeksi Salmonella gastrointestinal merupakan salah satu jenis infeksi atau keracunan makanan yang paling umum terjadi.
Infeksi ini paling sering terjadi pada orang di bawah 20 tahun. Infeksi Salmonella lebih mungkin terjadi pada bulan-bulan musim panas karena bakteri Salmonella tumbuh lebih baik dalam cuaca hangat.
Makan makanan atau minum air yang terkontaminasi spesies tertentu dari bakteri Salmonella merupakan penyebab utama infeksi Salmonella.
Orang-orang biasanya dapat terinfeksi dengan makan makanan mentah atau makanan jadi yang ditangani oleh orang lain.
Salmonella sering menyebar ketika orang tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sudah mencuci tangan tapi tidak benar.
Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui penanganan hewan peliharaan, terutama reptil dan burung.
Baca juga: 16 Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus
Proses memasak secara benar sebenarnya dapat membunuh bakteri Salmonella pada makanan atau air yang akan dikonsumsi.
Jadi seseorang menjadi berisiko terkena infeksi bakteri ini apabila mengonsumsi makanan mentah, setengah matang, atau dimasak kurang benar.
Infeksi atau keracunan makanan salmonella pada umumnya disebabkan oleh konsumsi bahan makanan berikut:
Sementara itu, sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko infeksi Salmonella.
Baca juga: 7 Ciri-ciri Daging Sapi Segar dan Layak Dikonsumsi
Ini termasuk:
Jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah, Anda lebih mungkin terinfeksi Salmonella dibandingkan orang lain yang sehat.
Gejala keracunan makanan Salmonella sering kali datang dengan cepat, yakni biasanya dalam waktu 8 hingga 72 jam setelah mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Gejala bisa agresif dan bisa berlangsung hingga 48 jam.
Gejala infeksi Salmonella khas selama tahap akut ini meliputi:
Baca juga: 9 Penyebab BAB Berdarah yang Perlu Diwaspadai
Dehidrasi akibat diare merupakan masalah serius, terutama pada anak-anak dan bayi.
Anak yang masih sangat kecil bisa mengalami dehidrasi parah hanya dalam satu hari. Ini bisa menyebabkan kematian.
Untuk mendiagnosi infeksi Salmonella, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Dokter mungkin memeriksa apakah perut pasien terasa empuk.
Dokter mungkin juga mencari ruam dengan bintik-bintik merah muda kecil di kulit pasien.
Jika bintik-bintik ini disertai demam tinggi, hal itu bisa mengindikasikan bentuk infeksi Salmonella serius yang disebut demam tifoid.
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan tes darah atau kultur feses. Tes ini untuk mencari bukti dan sampel sebenarnya dari bakteri Salmonella di tubuh pasien.
Baca juga: 7 Penyebab Nyeri Punggung Bawah dan Diare yang Terjadi Bersamaan
Pengobatan utama untuk infeksi Salmonella adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang saat penderita mengalami diare.
Orang dewasa harus banyak minum air putih.
Untuk penanganan pada anak-anak, dokter anak mungkin akan menyarankan minuman rehidrasi khusus untuk anak-anak.
Selain menambah asupan air, penderita infeksi Salmonella juga perlu mengubah pola makan dengan hanya memasukkan makanan yang mudah dicerna.
Menerapkan diet BRAT (bananas atau pisang, rice atau nasi, applesauce atau saus apel, dan toast atau roti panggang) adalah pilihan yang bagus.
Penderita harus menghindari produk susu dan banyak istirahat. Ini memungkinkan tubuh untuk melawan infeksi.
Jika mual menghalangi penderita infeksi Salmonella untuk minum cairan, mungkin perlu bantuan dokter untuk memasangkan cairan infus (IV). Anak kecil mungkin juga membutuhkan cairan infus.
Baca juga: 3 Cara Mengatasi Dehidrasi yang Baik Diketahui
Biasanya, antibiotik dan obat untuk menghentikan diare bagi penderita infeksi Salmonella tidak disarankan.
Penderita infeksi pada dasarnya harus berkonsultasi dengan dokter tentang obat-obatan untuk manajemen gejala yang dialami. Dalam kasus yang parah atau mengancam jiwa, dokter mungkin meresepkan antibiotik.
Untuk membantu mencegah keracunan makanan salmonella, siapa saja disarankan untuk melakukan beberapa hal berikut:
Orang yang mengidap infeksi Salmonella dan bekerja di industri jasa makanan tidak boleh kembali bekerja sampai mereka tidak mengalami diare setidaknya selama 48 jam.
Baca juga: 10 Gejala Keracunan Makanan yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.