Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Gejala Kekurangan Protein yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 09/05/2021, 12:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

8. Memiliki risiko fraktur tulang yang lebih besar

Otot bukan satu-satunya jaringan yang dipengaruhi oleh asupan protein yang rendah.

Tulang Anda juga berisiko.

Tidak mengonsumsi cukup protein dilaporkan dapat melemahkan tulang Anda dan meningkatkan risiko patah tulang.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin K Tinggi

Sebuah studi pada wanita pascamenopause menemukan bahwa asupan protein yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko patah tulang pinggul yang lebih rendah. Asupan tertinggi dikaitkan dengan penurunan risiko 69 persen, dan protein hewani tampaknya memiliki manfaat terbesar.

Studi lain pada wanita pascamenopause dengan patah tulang pinggul baru-baru ini menunjukkan bahwa mengonsumsi 20 gram suplemen protein per hari selama setengah tahun memperlambat pengeroposan tulang sebesar 2,3 persen..

9. Pertumbuhan anak terhambat

Protein tidak hanya membantu mempertahankan massa otot dan tulang, tetapi juga penting untuk pertumbuhan tubuh.

Dengan demikian, kekurangan protein bisa sangat berbahaya bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. 

Faktanya, stunting adalah tanda paling umum dari malnutrisi pada masa kanak-kanak.

Beberapa studi telah menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara asupan protein rendah dan gangguan pertumbuhan.

Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi

10. Rentan terkena infeksi

Kekurangan protein juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, tubuh menjadi lebih rentan terkena infeksi. 

Rentang terkena infeksi dan keparahan infeksi bisa menjadi gejala kekurangan protein yang parah.

Asupan protein yang sedikit saja bahkan dapat merusak fungsi kekebalan.

Sebuah penelitian kecil pada wanita lansia menunjukkan bahwa menjalani diet rendah protein selama sembilan minggu secara signifikan dapat mengurangi respons kekebalan mereka.

11. Nafsu makan dan asupan kalori lebih besar

Ketika asupan protein Anda tidak tercukupi, tubuh Anda akan mencoba memulihkan status protein Anda dengan meningkatkan nafsu makan, mendorong Anda untuk mencari sesuatu untuk dimakan.

Jika dorongan makan ini membawa Anda untuk mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi, hal itu tentu baik.

Sayangnya dunia modern saat ini menawarkan akses tak terbatas para orang-orang ke makanan gurih dan berkalori tinggi.

Baca juga: 8 Kebiasaan Buruk Penyebab Perut Buncit

Banyak dari makanan cepat saji mungkin mengandung beberapa protein. Namun, jumlah protein dalam makanan ini sering kali jauh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah kalori yang mereka sediakan.

Akibatnya, asupan protein yang buruk dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas.

Jika Anda merasa lapar sepanjang waktu dan kesulitan menjaga asupan kalori, coba tambahkan protein tanpa lemak ke setiap makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau