Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epilepsi: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Kompas.com - 20/05/2021, 14:00 WIB
Galih Pangestu Jati,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

  • Penyakit menular

Penyakit infeksi, seperti meningitis, AIDS dan virus ensefalitis, dapat menyebabkan epilepsi.

  • Cedera prenatal

Sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi pada ibu, gizi buruk, atau kekurangan oksigen.

Kerusakan otak ini bisa mengakibatkan epilepsi atau cerebral palsy.

  • Gangguan perkembangan

Epilepsi terkadang dapat dikaitkan dengan gangguan perkembangan, seperti autisme dan neurofibromatosis.

Baca juga: Nonton Star Wars: The Rise of Skywalker, Waspada Epilepsi Fotosensitif

Gejala epilepsi

Gejala utama dari epilepsi adalah terjadinya kejang.

Mengutip dari Health Line, kejang yang dialami pun berbeda-beda. Setidaknya ada dua jenis kejang, yakni kejang fokal atau parsial dan kejang menyeluruh.

Kejang fokal atau parsial terjadi ketika kejang muncul sebagai akibat dari aktivitas abnormal di satu area otak.

Kejang ini terbagi dalam dua kategori, yakni sebagai berikut.

  • Kejang fokal tanpa kehilangan kesadaran

Disebut juga kejang parsial sederhana, kejang ini tidak menyebabkan hilangnya kesadaran. Kejang jenis ini dapat mengubah emosi, cara melihat, mencium, merasa, dan mendengar.

Selain itu, juga dapat menyebabkan bagian tubuh tersentak secara tidak sengaja, seperti lengan atau kaki.

Kemudian, dampak lainnya adalah gejala sensorik spontan, seperti kesemutan, pusing, dan flashing lights.

  • Kejang fokal dengan gangguan kesadaran

Kejang ini melibatkan perubahan atau hilangnya kesadaran. Selama kejang parsial kompleks, penderita mungkin merasa sedang berada di luar angkasa dan tidak merespons lingkungan secara normal.

Selain itu, penderita juga mungkin melakukan gerakan berulang, seperti menggosok tangan, mengunyah, menelan, atau berjalan berputar-putar.

Baca juga: Kejang pada Anak: Penyebab, Pertolongan Pertama, Kapan Perlu Waspada 

Sementara itu, kejang menyeluruh melibatkan semua area otak.

Ada enam jenis kejang umum.

  • Kejang absen

Kejang absen sering terjadi pada anak-anak dan ditandai dengan perasaan seperti di ruang angkasa.

Selain itu, kejang ini biasanya berupa gerakan tubuh halus, seperti mata berkedip atau menampar bibir.

Kejang ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran sementara waktu.

  • Kejang tonik

Kejang tonik menyebabkan otot kaku.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau