Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2021, 09:09 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Awal bulan Juni, China mengonformasi adanya virus flu burung H10N3 telah menginfeksi seorang pria 41 tahun dari distrik Jiangsu.

Virus ini diduga menular dari unggas ke manusia dan tidak berpotensi menyebabkan pandemi seperti virus Corona.

H10N3 merupakan virus flu burung Tipe A yang menginfeksi saluran pernapasan dan pencernaan burung.

Virus ini diketahui telah menginfeksi 100 spesies burung liar di seluruh dunia.

Baca juga: 7 Kegiatan Positif untuk Usir Depresi dan Kesepian

Seperti apa penyebaran virus ini?

Menurut data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakti AS (CDC) virus ini biasanya tidak menginfeksi manusia.

Namun, manusia yang terpapar liur, lendir, dan kotoran burung yang terinfeksi bisa terpapar virus ini.

Gejala infeksi virus avian influenza A bisa menyerupai influenza seperti demam, batuk, sakit tenggorokan dan nyeri otot.

Gejala juga bisa disertai mual, sakit perut, diare, muntah dan penyakit pernapasan parah.

Menurut ahli kesehatan dari Kansas State University, virus ini tidak bisa menular antar manusia.

"Virus flu burung menyebar di antara spesies unggas dengan reseptor yang berbeda dari virus influenza mamalia,” katanya.

Untuk menular antar manusia, virus perlu beradaptasi. Ada beberapa langkah adaptasi dan sejauh ini belum terjadi pada virus flu burung.

Berdasarkan laporan Reuters, memang ada a berbagai jenis virus flu burung yang hadir di China dan beberapa di antaranya menginfeksi manusia secara sporadis.

Biasanya, virut tersebut menginfeksi manusia yang sering berinteraksi dengan unggas, seperti petugas di peternakan dan sejenisnya. 

Tidak ada indikasi bahwa H10N3 dapat menyebar dengan mudah pada manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sumber paparan terhadap virus H10N3 yang saat ini terjadi belum.

Baca juga: Gagal Ginjal Stadium Akhir: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Selain itu, tidak ada indikasi penularan dari manusia ke manusia. Namun, strain virus ini bukan virus yang sangat umum.

Karena itu, peneliti akan menganalisis data genetik virus untuk menentukan apakah itu menyerupai virus flu burung yang pernah ada atau variasi baru dari virus yang berbeda. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com