Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Makanan dan Minuman yang Dapat Menurunkan Daya Ingat

Kompas.com - 07/06/2021, 10:32 WIB
Galih Pangestu Jati,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Daya ingat seseorang memang berangsur-angsur menurun seiring bertambahnya usia.

Di samping itu, beberapa makanan terbukti memiliki efek negatif terhadap otak, memengaruhi memori dan suasana hati, serta meningkatkan risiko demensia.

Oleh karena itu, seseorang harus mengurangi konsumsi makanan-makanan ini untuk menjaga daya ingatnya.

Baca juga: 14 Cara Meningkatkan Daya Ingat Secara Alami

Berikut ini beberapa makanan dan minuman yang memiliki potensi menurunkan daya ingat, seperti dilansir dari Healthline.

1. Minuman Manis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan minuman manis hanya akan menambah lingkar pinggang, meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan memiliki efek negatif terhadap otak.

Menurut sebuah studi berjudul “High-sugar diets, type 2 diabetes and Alzheimer's disease”, asupan minuman manis yang berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 2 yang juga meningkatkan risiko Alzheimer.

Selain itu, penelitian lain berjudul “Glucose Levels and Risk of Dementia” menunjukkan bahwa kadar gula darah yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko demensia, bahkan pada orang tanpa diabetes.

Komponen utama dari banyak minuman manis adalah sirup jagung fruktosa tinggi yang terdiri 55 persen fruktosa dan 45 persen glukosa.

Asupan fruktosa yang tinggi dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, lemak darah tinggi, diabetes, dan disfungsi arteri.

Aspek-aspek sindrom metabolik ini dapat menyebabkan peningkatan risiko jangka panjang demensia.

Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa asupan fruktosa tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin di otak, serta penurunan fungsi otak, memori, belajar, dan pembentukan neuron otak.

Baca juga: 8 Manfaat Sarapan, Pasok Energi hingga Tingkatkan Daya Ingat

2. Karbohidrat halus

Karbohidrat jenis ini umumnya memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi.

Dengan demikian, tubuh akan mencerna secara cepat dan menyebabkan terjadinya lonjakan gula darah.

Selain itu, ketika dimakan dalam jumlah yang lebih besar, makanan ini sering memiliki beban glikemik (GL) yang tinggi.

GL mengacu pada seberapa banyak makanan meningkatkan kadar gula darah, berdasarkan ukuran porsi.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau