Setiap gelombang dapat berlangsung selama beberapa menit, menghilang, dan kemudian kembali lagi.
Seseorang biasanya akan merasakan sakit di punggung dan mungkin menyebar ke daerah perut serta selangkangan ketika batu bergerak turun melalui saluran kemih.
Batu besar bisa lebih menyakitkan daripada yang kecil, tetapi tingkat keparahan rasa sakit tidak selalu berhubungan dengan ukuran batu.
Bahkan batu kecil pun bisa terasa sakit saat bergerak atau menyebabkan penyumbatan.
Menurut penelitian berjudul “Renal stones in pregnancy”, setelah batu mencapai persimpangan antara ureter dan kandung kemih, seseorang akan mulai merasakan sakit saat buang air kecil.
Dokter mungkin menyebut kondisi ini sebagai disuria.
Rasa sakitnya bisa terasa tajam atau terbakar.
Jika seseorang tidak tahu bahwa ia memiliki batu ginjal, mungkin ia akan mengartikannya sebagai infeksi saluran kemih.
Terkadang seseorang memang bisa mengalami infeksi bersamaan dengan batu tersebut.
Baca juga: Gagal Ginjal Stadium Akhir: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Sering pergi buang air kecil ke toilet merupakan tanda lain dari batu ginjal.
Dalam kondisi ini, biasanya batu ginjal telah bergerak ke kandung kemih bagian bawah.
Kondisi ini juga mirip dengan infeksi saluran kemih.
Sebuah studi berjudul “Urolithiasis location and size and the association with microhematuria and stone-related symptoms” mengungkapkan bahwa darah dalam urine adalah gejala umum pada orang dengan batu ginjal.
Gejala ini disebut dengan hematuria.
Darah bisa berwarna merah, merah muda, atau coklat.
Terkadang sel darah terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop (disebut hematuria mikroskopis), tetapi dokter dapat menguji gejala ini.
Baca juga: 10 Makanan Pantangan Bagi Penderita Gagal Ginjal dan Diabetes
Urine yang sehat biasanya berwarna jernih dan tidak berbau menyengat.
Urine yang keruh atau berbau menyengat bisa menjadi tanda adanya infeksi pada ginjal atau bagian lain dari saluran kemih.