KOMPAS.com - Sarapan adalah kebiasaan yang sehat.
Bahkan, beberapa pedoman nutrisi resmi menganjurkan seseorang untuk selalu sarapan karena dapat menurunkan berat badan.
Selain itu, melewatkan sarapan dikatakan dapat meningkatkan risiko terkena obesitas.
Namun, beberapa penelitian terbaru mempertanyakan klaim tersebut.
Baca juga: Benarkah Makan Larut Malam Bisa Bikin Gemuk?
Oleh karena itu, perlu penjelasan lebih detail mengenai hubungan antara sarapan dan kesehatan tubuh.
Apakah melewatkan sarapan benar-benar tidak baik untuk kesehatan?
Melansir dari Healthline, sarapan memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Dalam studi berjudul “Breakfast skipping is associated with differences in meal patterns, macronutrient intakes and overweight among pre-school children” menemukan bahwa orang yang tidak melewatkan sarapan cenderung tidak memiliki kelebihan berat badan dan memiliki risiko obesitas yang rendah.
Namun, studi ini disebut studi observasional, yang tidak dapat menunjukkan sebab-akibat.
Studi-studi ini menunjukkan bahwa orang yang sarapan cenderung lebih sehat, tetapi mereka tidak dapat membuktikan bahwa sarapan merupakan penyebabnya.
Kemungkinan, para responden tersebut juga memiliki gaya hidup yang cukup sehat juga.
Misalnya, seperti penelitian “Breakfast habits, nutritional status, body weight, and academic performance in children and adolescents” yang mengatakan bahwa orang yang sarapan juga cenderung mengonsumsi makanan yang lebih sehat, dengan lebih banyak serat dan zat gizi mikro.
Baca juga: Cara Aman Menambah Berat Badan dalam Seminggu
Hal itu berbeda dengan orang yang tidak sarapan.
Dalam studi berjudul “Prospective study of breakfast eating and incident coronary heart disease in a cohort of male US health professionals”, orang yang melewatkan sarapan cenderung memiliki gaya hidup yang kurang sehat.
Mereka banyak minum alkohol, merokok, dan kurang olahraga.
Dengan demikian, sebenarnya tidak ada hubungan secara langsung antara sarapan dengan obesitas.
Gaya hiduplah yang memengaruhi kesehatan seseorang secara langsung.
Beberapa orang mengklaim bahwa sarapan pagi dapat meningkatkan metabolisme tubuh, tetapi ini ternyata hanyalah mitos.
Sebenarnya, klaim ini mengacu pada efek termis dari makanan, yaitu peningkatan kalori yang terbakar setelah makan.
Namun, perlu dicatat bahwa yang memengaruhi metabolisme adalah jumlah total makanan yang dikonsumsi sepanjang hari, tidak ada hubungannya dengan waktu makan.
Baca juga: Cara Menurunkan Berat Badan dalam Seminggu dengan Aman
Hal ini diperkuat dengan studi berjudul “Effect of breakfast skipping on diurnal variation of energy metabolism and blood glucose” yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kalori yang terbakar selama 24 jam antara orang yang sarapan atau orang yang melewatkannya.
Mungkin tidak masalah apakah seseorang sarapan atau tidak selama ia makan sehat untuk sepanjang hari.
Sarapan juga tidak meningkatkan metabolisme dan melewatkannya tidak secara otomatis membuat seseorang makan secara berlebihan.
Oleh karena itu, pada dasarnya sarapan merupakan pilihan. Semuanya bermuara pada preferensi masing-masing.
Jika memang memerlukan tenaga seharian dan merasa lapar, sarapanlah dengan makanan sehat dan seimbang.
Baca juga: 5 Penyebab Diet Keto Gagal Turunkan Berat Badan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.