KOMPAS.com - Sebagian besar kanker ovarium dimulai di epitel, atau lapisan luar, ovarium.
Pada tahap awal, kanker ovarium biasanya tidak memiliki gejala sama sekali.
Merangkum dari Medical News Today, apabila ada gejala, biasanya akan mengalami sindrom pramenstruasi, sindrom iritasi usus, atau ada masalah di kandung kemih.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Kanker Vagina yang Baik Dilakukan
Pada kanker ovarium, gejala-gejala tersebut biasanya akan bertahan dan semakin memburuk.
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), beberapa gejala lain pun dapat muncul.
Berikut ini beberapa di antaranya.
Jika salah satu dari gejala ini berlangsung selama 2 minggu atau lebih, seseorang harus menemui dokter.
Beberapa gejala lain pun kadang terjadi. Berikut ini beberapa di antaranya.
Baca juga: 3 Penyebab Kanker Vagina yang Perlu Diwaspadai
Perlu dicatat bahwa gejala dapat berubah jika kanker menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Kanker ovarium berkembang ketika sel-sel di area tubuh ini membelah dan berkembang biak secara tidak terkendali.
Penyebab kanker ovarium terjadi sampai saat ini masih tidak jelas, tetapi para ahli telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko berikut.
Memiliki kerabat dekat dengan riwayat kanker ovarium atau payudara meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker ovarium.
Menjalani skrining genetik untuk mutasi pada gen BRCA dapat membantu menentukan apakah seseorang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium dan kanker payudara.
Dikutip dari American Cancer Society, risiko terkena kanker ovarium semakin tinggi seiring bertambahnya usia.
Kanker ovarium jarang terjadi pada wanita di bawah 40 tahun.
Baca juga: 7 Gejala Kanker Vagina yang Perlu Diwaspadai